SASTRA DAN KEKUASAAN: MENULIS SEBAGAI TINDAKAN POLITIK

Dalam sejarah panjang peradaban manusia, sastra tak pernah sepenuhnya bebas dari kekuasaan. Ia selalu hadir sebagai cermin, sebagai kritik, atau bahkan sebagai senjata. Di tangan penulis yang sadar posisi, kata-kata menjelma alat perlawanan. Menulis bukan sekadar aktivitas estetika atau ekspresi pribadi, melainkan juga tindakan politik: menolak tunduk, menantang narasi dominan, dan menghidupkan kembali suara-suara yang … Baca Selengkapnya

SASTRA DAN LUKA YANG TAK TERSEMBUHKAN

Sastra, dalam bentuknya yang paling jujur, adalah cermin dari luka manusia. Ia tidak hadir sekadar untuk menghibur atau memberi pelarian dari kenyataan. Sastra lebih dari itu—ia menyayat, menyingkap, bahkan mencabik lapisan-lapisan tipis yang selama ini berusaha kita jaga dari dunia luar. Ketika kita membaca puisi-puisi Chairil Anwar, misalnya, kita tidak hanya menemukan barisan kata yang … Baca Selengkapnya