RESENSI FILM: YOWIS BEN

1. Identitas Film

  • Judul: Yowis Ben
  • Sutradara: Fajar Nugros, Bayu Skak
  • Penulis Skenario: Bayu Skak, Fajar Nugros
  • Pemeran Utama: Bayu Skak, Brandon Salim, Joshua Suherman, Tutus Thomson, Devina Aureel
  • Produksi: Starvision Plus
  • Tahun Rilis: 2018
  • Durasi: 99 menit

2. Sinopsis Singkat

Bayu adalah remaja biasa yang tinggal di Malang dan naksir pada gadis populer bernama Susan. Namun, ia merasa minder karena bukan siapa-siapa. Bersama tiga temannya yang unik, Bayu membentuk sebuah band bernama “Yowis Ben” dan mulai mengejar mimpi serta cintanya. Namun seiring naiknya popularitas, persahabatan dan tujuan hidup mereka diuji oleh ego, cinta, dan kenyataan pahit.


3. Analisis/Isi Resensi

  • Tema: Persahabatan, mimpi remaja, cinta, dan identitas budaya.
  • Tokoh dan Penokohan:
    • Bayu (Bayu Skak) tampil kuat sebagai karakter lokal yang polos, lucu, namun punya semangat besar.
    • Doni, Yayan, Nando sebagai rekan band-nya memberi warna dengan sifat mereka yang khas—dari alim sampai absurd.
  • Alur dan Latar: Alur maju, dengan latar kota Malang yang kental. Dialek Jawa Timur menjadi kekuatan lokalitas yang segar dan autentik.
  • Gaya Sinematografi: Visual sederhana namun efektif untuk memperkuat nuansa lokal dan komedi. Musik-musik orisinil dari band Yowis Ben sangat catchy dan menambah identitas film.
  • Kelebihan Film:
    • Dialog dan humor yang alami dan sangat menghibur.
    • Representasi lokal (bahasa dan budaya) yang mengangkat keunikan daerah.
    • Lagu-lagu orisinil yang relevan dengan tema cerita dan kehidupan remaja.
  • Kekurangan Film:
    • Beberapa karakter pendukung kurang mendapat ruang eksplorasi.
    • Perubahan emosi antartokoh kadang terasa mendadak.
  • Pesan Moral:
    Jadi diri sendiri, percaya pada potensi yang dimiliki, dan jangan takut untuk mengejar mimpi—meski harus jatuh dan gagal berkali-kali.

4. Kesan Pribadi dan Rekomendasi

Yowis Ben bukan sekadar film komedi, tapi juga potret tulus tentang anak muda daerah yang mencoba menaklukkan dunia lewat musik dan semangat. Bagi remaja Indonesia, film ini memberi angin segar: lucu, dekat, dan penuh semangat. Sangat layak ditonton untuk yang ingin tertawa, tersentuh, dan termotivasi untuk berkarya dari akar budaya sendiri.