Setelah perjalanan mimpinya yang penuh pelajaran, Yono merasa dirinya berubah menjadi pribadi yang lebih percaya diri, berani bermimpi besar, dan siap menciptakan dampak positif. Namun, ia menyadari ada satu hal yang masih ia pertanyakan: Bagaimana saya terus berkembang tanpa merasa jenuh atau kelelahan?
Malam itu, dalam tidurnya, ia menemukan dirinya di sebuah studio seni yang penuh dengan karya-karya luar biasa. Ada lukisan, patung, sketsa, dan model anatomi manusia yang tampak begitu detail. Bau cat dan suara lembut pensil di atas kertas memenuhi ruangan.
Di sudut ruangan, seorang pria dengan rambut panjang dan janggut putih tampak sibuk menggambar sesuatu. Ia berhenti sejenak, menatap Yono dengan mata penuh rasa ingin tahu, lalu tersenyum. “Ah, seorang tamu! Selamat datang, Yono. Namaku Leonardo da Vinci.”
Yono melangkah mendekat, kagum pada aura kejeniusan yang terpancar dari pria itu. “Leonardo da Vinci? Anda adalah salah satu seniman dan ilmuwan terbesar sepanjang sejarah!”
Leonardo tertawa pelan. “Aku hanyalah seorang pembelajar, Yono. Rasa ingin tahuku telah membawaku ke mana-mana. Tapi kau ada di sini bukan untuk memuji karya-karyaku, melainkan untuk menemukan jawabannya sendiri. Katakan, apa yang mengganggumu?”
Yono ragu sejenak, lalu berkata, “Saya ingin terus tumbuh, terus belajar. Tapi saya takut kelelahan atau merasa bosan di tengah jalan.”
Leonardo meletakkan pensilnya dan mengangkat sebuah buku kecil yang penuh dengan sketsa dan catatan. “Yono, learning never exhausts the mind. Belajar tidak pernah melelahkan pikiran, selama kau belajar dengan cinta dan rasa ingin tahu.”
Yono mengerutkan kening. “Tapi bagaimana jika saya kehilangan motivasi?”
Leonardo tersenyum. “Kuncinya adalah menemukan keajaiban dalam setiap hal, betapapun kecilnya. Apakah itu bentuk daun, gerakan air, atau cara bintang bersinar di malam hari. Dunia ini penuh dengan misteri yang menunggu untuk kau jelajahi. Ketika kau memandang dunia dengan rasa ingin tahu, belajar tidak lagi menjadi beban, tetapi menjadi petualangan.”
Yono terdiam, merenungi kata-kata itu. “Jadi, saya hanya perlu menjaga rasa ingin tahu saya?”
“Lebih dari itu,” jawab Leonardo. “Kau harus membiarkan rasa ingin tahumu memimpin jalanmu. Jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru, bahkan jika itu terlihat tidak berhubungan dengan mimpimu. Seni, sains, musik, atau teknologi – semua itu saling terhubung jika kau cukup sabar untuk melihat polanya.”
Leonardo kemudian mengajak Yono melihat-lihat studionya. Ia menunjukkan sketsa anatomi manusia, mesin terbang, dan lukisan yang belum selesai. “Lihat, Yono, aku tidak pernah merasa puas dengan satu hal saja. Dunia ini terlalu luas untuk dibatasi oleh satu bidang ilmu. Pelajari apa pun yang menarik minatmu, dan kau akan menemukan bahwa belajar adalah sumber energi, bukan sesuatu yang melelahkan.”
Yono merasa terinspirasi. Ia menyadari bahwa rasa ingin tahu adalah bahan bakar yang tidak pernah habis. Dengan memupuk rasa ingin tahu, ia bisa terus belajar dan berkembang tanpa rasa jenuh.
Ketika Yono terbangun dari mimpi itu, ia merasa lebih siap dari sebelumnya. Ia tahu bahwa selama ia menjaga rasa ingin tahu dan semangat belajarnya, ia tidak akan pernah kehabisan energi untuk menghadapi tantangan dan menciptakan hal-hal luar biasa.