🎭 Judul: Pantes Dipecat!
Properti: Kursi kantor, meja kecil, botol minum kosong, kemeja agak kusut (simbol “kerja keras katanya”)
Pakaian: Setengah formal, setengah santai ala anak magang
Panggung: Satu titik terang spotlight
**(Lampu menyala perlahan.
Remaja duduk lemas di kursi, mata menatap kosong ke arah penonton.)**
Remaja (pelan, sinis):
Katanya…
Kami, Gen Z, nggak becus kerja.Banyak omong.
Banyak nanya.
Nggak mau disuruh.
Baperan.
Dan…
Pantes dipecat.
(Tarik napas. Lalu bangkit, mulai mondar-mandir kayak manajer yang sok sibuk.)
Iya, iya! Bener!
Kita ini memang generasi yang… nggak tahu diri!Masuk kerja jam 9, tapi ngopi dulu setengah jam.
Ngerjain Excel, tapi sambil dengerin Spotify.
Meeting? Kamera mati. Mic mute. Tapi kuping?
Ya… setengah denger, setengah browsing tiket konser.
(Diam sejenak, lalu membungkuk dan menyindir dengan gaya suara bos tua.)
“Anak zaman sekarang itu gak loyal!
Gak kayak zaman saya!
Saya kerja 20 tahun di tempat yang sama!”Iya, Pak.
Zaman Bapak, hidup murah.
Nasi masih seribu, rumah bisa dicicil.
Sekarang?
Gaji UMR, disuruh betah di kantor toxic.Loyal gimana, Pak?
Mental kami bukan rusak…
Cuma udah terlalu sering disuruh “tahan dulu ya,”
Tapi bos naik Alphard, kami naik hati.
(Ambil botol kosong, goyang-goyang.)
Katanya juga:
“Anak Gen Z tuh suka ngeyel!”Ya maaf, kami tuh hidup di zaman Google.
Sekali disuruh, langsung cari cara paling cepat, paling praktis.
Terus kalau kita nemu cara lebih efisien dan bilang ke atasan…
Dibilang: “Kamu ngajarin saya?”Bukan ngajarin, Pak…
Kami cuma… belajar mikir.
(Berhenti, sorot mata tajam. Angkat bahu.)
Tapi ya udahlah.
Mau gimana pun, tetap aja…
Kami yang pantes dipecat.
(Lalu berubah nada, penuh emosi satir)
Karena kami lebih milih kesehatan mental daripada gaji besar.
Karena kami nanya, “Kenapa harus begini?”
Karena kami lebih suka kerja 6 jam efektif daripada 12 jam duduk-duduk ngeliatin jam.Karena kami gak takut resign.
Karena kami tahu… hidup bukan cuma soal kerja,
tapi juga… soal waras.
(Diam. Duduk kembali di kursi. Gaya lemas tapi bangga.)
Jadi kalau kalian tanya…
“Kenapa banyak Gen Z dipecat?”Jawabannya gampang:
Karena kami gak cocok jadi budak korporat.
Kami cocok jadi manusia.
(Matikan lampu panggung perlahan.
Gelap.
Satu senter nyala di dada.
Tersenyum miring ke arah penonton.)
Dan manusia…
kadang harus dipecat dulu,
biar bisa hidup beneran.