KN-7: PERSAHABATAN

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi pegunungan hijau, hiduplah seorang anak bernama Kinara dan teman-temannya. Mereka adalah sekelompok anak yang selalu bermain bersama, berbagi tawa, dan saling membantu dalam segala hal. Mereka percaya bahwa persahabatan adalah sesuatu yang sangat berharga.

Suatu hari, sekolah mereka mengumumkan akan mengadakan acara bakti sosial di desa yang jauh dari tempat tinggal mereka. Semua siswa diminta membawa makanan, pakaian, dan mainan yang tidak terpakai lagi untuk diberikan kepada warga yang membutuhkan. Kinara dan teman-temannya sangat antusias. Mereka ingin membantu dan menunjukkan rasa peduli mereka.

Namun, saat mereka mulai mengumpulkan barang-barang, Tono, salah satu teman mereka, merasa sedih. “Aku nggak punya banyak barang yang bisa dikasihkan,” katanya dengan suara pelan. “Aku hanya punya mainan kecil yang sudah tidak aku mainkan lagi.”

Kinara memandang Tono dan tersenyum. “Itu nggak apa-apa, Tono. Yang penting kita ikhlas berbagi. Kalau kamu mau, aku bisa membantu menyusun barang-barang yang kita kumpulkan,” kata Kinara dengan penuh semangat.

Hari demi hari, mereka bekerja sama. Kinara dan teman-temannya berbagi tugas, dari mengumpulkan barang, menyusun, hingga menyiapkan perjalanan ke desa yang jauh. Mereka tahu bahwa membantu orang lain adalah bentuk persahabatan sejati—ketika mereka saling mendukung dan berbagi.

Pada hari keberangkatan, mereka berangkat dengan semangat. Di perjalanan, mereka melewati jalan yang cukup sulit dan berdebu. Tiba di desa yang mereka tuju, mereka disambut dengan hangat oleh warga yang sangat berterima kasih. Ada seorang nenek tua yang memeluk Kinara dengan bahagia.

“Anak-anak, terima kasih sudah membantu desa kami. Kebaikan kalian sangat berarti,” ucap nenek itu dengan mata berkaca-kaca.

Di tengah kegiatan, tiba-tiba Tono merasa lelah dan ingin membantu mengangkat barang yang berat. Tapi, karena barangnya cukup banyak, ia mulai merasa capek dan ingin berhenti. Melihat itu, Kinara dan teman-temannya segera datang dan berkata, “Tono, kamu sudah berusaha keras. Jangan terlalu memaksakan diri. Istirahat sebentar, nanti kita gantian membantu.”

Tono tersenyum lebar dan merasa terharu. Ia menyadari bahwa persahabatan bukan hanya soal berbagi barang, tapi juga tentang saling peduli dan mengerti satu sama lain. Mereka berempat duduk sebentar di bawah pohon, berbagi air dan cerita.

Di hari terakhir di desa itu, mereka mengadakan acara kecil bersama warga. Mereka bernyanyi, menari, dan bermain bersama. Melihat kebahagiaan warga, hati mereka terasa hangat. Mereka belajar bahwa memberi dan berbagi adalah bentuk pengorbanan kecil yang bisa membuat dunia lebih baik.

Sesampainya di rumah, mereka merasa bangga dan bahagia. Mereka tahu bahwa persahabatan sejati bukan hanya tentang bermain bersama, tapi juga tentang saling membantu dan berkorban demi kebaikan bersama.

“Aku bangga punya teman seperti kalian,” kata Kinara sambil tersenyum. “Persahabatan itu harus saling mendukung dan peduli. Kita harus selalu ingat, bahwa bersama kita bisa melakukan banyak hal.”

Teman-temannya mengangguk setuju. Mereka berjanji akan terus menjaga persahabatan dan saling mendukung dalam suka dan duka. Mereka tahu bahwa dengan persahabatan yang tulus dan pengorbanan, mereka bisa menghadapi segala tantangan dan meraih kebahagiaan bersama.

Malam itu, di bawah langit penuh bintang, Kinara dan teman-temannya berdoa agar persahabatan mereka selalu kuat dan penuh kasih. Mereka berjanji untuk terus berbagi dan berkorban demi kebaikan orang lain, karena mereka tahu bahwa persahabatan sejati adalah anugerah yang harus dijaga selamanya.