Setelah panen sukses dari tanaman kangkung, Keluarga Kinara merasa beruntung. Uang yang diperoleh dari penjualan kangkung itu bisa mereka gunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak. Saat berkumpul di ruang tamu, Sari mengusulkan, “Kinara, bagaimana kalau kita membeli sepatu baru untukmu? Sepatu lamamu sudah rusak, dan kau memerlukannya untuk sekolah.”
Kinara yang duduk di samping Dito mengangguk bersemangat. “Iya, Mama! Sepatu baruku akan membuatku lebih percaya diri saat pergi ke sekolah,” jawabnya, wajahnya ceria. Dito yang mendengar itu menimpali, “Kalau begitu kita semua harus ikut ke pasar untuk memilihkan sepatu yang terbaik untukmu.”
Hari berikutnya, mereka berangkat ke pasar dengan rasa gembira. Sesampainya di sana, Kinara melihat banyak toko sepatu yang menjajakan beragam model. “Wow, lihat sepatu-sepatu itu! Semua terlihat sangat menarik!” serunya sambil menunjuk ke arah bangunan toko. “Tapi sebaiknya kita lihat yang sesuai dengan anggaran kita, ya.” Budi mengingatkan, meraih tangan Kinara agar tidak melompat terlalu jauh.
Setelah menjelajahi beberapa toko, akhirnya mereka menemukan satu toko kecil yang menjual sepatu-sepatu yang cantik dan terjangkau. Toko itu dipenuhi oleh sepatu berwarna-warni dengan berbagai ukuran. “Yang ini, Mama! Aku suka yang ini!” Kinara menunjuk sepatu berwarna biru cerah yang memiliki desain unik. Dia tampak tidak sabar. Dito pun bersorak, “Keren banget! Sesuai banget sama gayamu!”
Sari berhati-hati melihat harganya. “Ya, ini terjangkau. Kita bisa membelinya,” katanya sambil tersenyum. Budi mengangguk setuju, “Jadi, Kinara, apa kamu mau mencobanya dulu sebelum membeli?” Dengan semangat, Kinara segera melangkah ke arah penjual, mencobanya dengan rasa percaya diri. Setiap langkahnya terasa ringan dan penuh semangat, dan dia merasa nyaman dengan sepatu barunya.
Setelah kesepakatan terjadi, mereka membayar sepatu itu, dan Kinara tak sabar untuk memakainya. “Terima kasih, Mama, Papa! Ini hadiah terbaik!” ucapnya dengan mata berbinar. Dito menimpali, “Sebelum kakak pergi ke sekolah, kita harus ambil foto dulu untuk dikenang!” Kinara pun setuju, dan mereka berpose bersama untuk mengabadikan momen bahagia itu.
Saat pulang ke rumah, Kinara memakai sepatu barunya dan merasa seolah melangkah lebih tinggi. “Dengan sepatu baru ini, aku akan lebih semangat belajar!” sambil berlari kecil di depan keluarganya. Budi dan Sari saling melihat dengan senyum bangga. “Kami senang melihatmu bahagia, Kinara. Ingatlah, semangat belajar yang paling penting!” pesan Sari sambil mengelus kepala Kinara.
Di malam harinya, saat berbaring di tempat tidurnya, Kinara merenung tentang sepatunya yang baru. “Sepatu ini adalah simbol dari harapan dan kerja keras keluarga kita. Aku akan menjaga dan merawatnya,” bisiknya pada diri sendiri. Dengan senyum di wajahnya, dia bersiap untuk menjalani hari-hari baru yang penuh semangat dan belajar di sekolah.