Di mesir kuno, terdapat seorang pelaut yang dikenal karena keberanian dan keterampilannya di lautan. Suatu hari, saat berlayar di wilayah Laut Merah, kapal yang ia tumpangi mengalami badai dahsyat. Gelombang tinggi dan angin kencang menghantam kapal, sehingga menyebabkan kapal tersebut hancur dan tenggelam. Pelaut tersebut terlempar ke dalam laut dan berjuang melawan arus yang kuat.
Setelah berjuang dengan gigih, ia akhirnya terdampar di sebuah pulau terpencil yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Pulau itu tampak indah, namun ia merasa kesepian dan ketakutan. Dengan perbekalan yang terbatas, pelaut mulai menjelajahi pulau tersebut, berharap untuk menemukan makanan dan tempat berlindung.
Saat menjelajahi pulau, ia menemukan banyak buah-buahan yang dapat dimakan. Dengan perut yang lapar, ia mulai memakan buah-buahan tersebut dan merasa semakin bertenaga. Namun, tiba-tiba, ia melihat sesuatu yang bergerak dari kejauhan. Rasa ingin tahunya mendorongnya untuk mendekat.
Ketika ia mendekat, pelaut tersebut terkejut melihat seorang makhluk yang aneh dan menakjubkan. Makhluk itu berbentuk setengah manusia dan setengah ikan, dengan kulit yang berkilau dan bisa berbicara dalam bahasa manusia. Makhluk itu memperkenalkan dirinya sebagai Nakhthor, penguasa pulau tersebut.
Nakhthor menjelaskan bahwa pulau itu merupakan tempat suci dan tempat tinggalnya. Ia menceritakan bahwa banyak pelaut yang terdampar di pulau itu, namun sebagian besar dari mereka tidak berhasil kembali. Pelaut tersebut merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan makhluk ajaib ini. Mereka kemudian berbincang-bincang, dan Nakhthor mengungkapkan bahwa ia telah lama menunggu seorang pelaut yang dapat membantu menjaga keseimbangan pulau.
Pelaut itu, dengan keahlian dan pengetahuannya tentang lautan, membantu Nakhthor memperbaiki kerusakan yang terjadi di pulau akibat badai sebelumnya. Mereka bekerja sama untuk merawat pulau, menanam pohon-pohon baru, dan membuatnya aman bagi makhluk lain yang tinggal di sana.
Setelah beberapa waktu, pelaut itu mulai merindukan rumah dan keluarganya. Nakhthor, melihat kesedihan di wajah pelaut, menawarkan bantuan. Ia memberikan pelaut sebuah permohonan untuk kembali ke rumahnya dengan selamat. Sebagai balasannya, pelaut berjanji untuk tidak melupakan pulau dan makhluk ajaib tersebut.
Nakhthor memanggil angin untuk membawa pelaut kembali ke kapal yang telah tenggelam sebelumnya. Dalam sekejap, angin menderu dan pelaut merasakan dirinya diangkat dari pulau ke laut. Ia terbangun di samping reruntuhan kapalnya yang membuatnya bisa mendapatkan kayu untuk membuat perahu kecil.
Setelah seharian berjuang, pelaut dapat membuat perahu yang cukup untuk membawanya kembali ke daratan. Ia berhasil kembali ke rumah dan menceritakan kisah petualangan serta pertemuannya dengan Nakhthor kepada keluarganya dan semua orang di desanya.
Pesan Moral:
Kisah “The Tale of the Shipwrecked Sailor” mengajarkan kita tentang pentingnya kebaikan, kolaborasi, dan hubungan antara manusia dengan alam. Dalam menghadapi kesulitan, keberanian dan kerjasama dapat membantu menciptakan solusi, serta mengingatkan kita bahwa setiap pengalaman, bahkan yang sulit, dapat membawa kita kepada pertemanan dan kebijaksanaan baru.