Setelah terinspirasi oleh John F. Kennedy untuk berkontribusi kepada masyarakat, Yono merasa terdorong untuk mulai melakukan sesuatu. Namun, ia mulai merasakan keraguan. Bagaimana jika yang bisa saya lakukan hanya hal-hal kecil? Apakah itu cukup untuk membuat perbedaan?
Malam itu, dalam tidurnya, Yono mendapati dirinya berada di sebuah lingkungan sederhana. Anak-anak kecil bermain dengan tawa ceria, sementara seorang wanita tua dengan wajah lembut sibuk melayani makanan di sebuah tempat penampungan. Wanita itu mengenakan sari putih dengan garis biru di tepinya.
Wanita itu menoleh ke arah Yono dan tersenyum hangat. “Selamat datang, Yono. Namaku Teresa, tetapi banyak yang memanggilku Mother Teresa.”
Yono merasa hatinya tersentuh hanya dengan melihat senyum wanita itu. “Mother Teresa? Anda adalah sosok luar biasa yang telah membantu begitu banyak orang.”
Mother Teresa menggeleng lembut. “Aku hanyalah seorang pelayan yang mencoba melakukan apa yang aku bisa, Yono. Tapi katakanlah, apa yang membuatmu datang ke sini?”
Yono menundukkan kepala, merasa malu akan keraguannya. “Saya ingin membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Tetapi saya merasa apa yang bisa saya lakukan terlalu kecil untuk benar-benar membuat perbedaan.”
Mother Teresa mendekat dan memegang tangan Yono dengan lembut. “Yono, dengarkan aku baik-baik: Not all of us can do great things. But we can do small things with great love. Tidak semua dari kita bisa melakukan hal-hal besar, tetapi kita semua bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.”
Yono menatap mata penuh cinta itu. “Tapi, bagaimana hal-hal kecil itu bisa benar-benar berarti?”
Mother Teresa tersenyum lembut. “Setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan cinta menciptakan gelombang yang jauh lebih besar daripada yang bisa kau lihat. Ketika kau memberi makan seorang anak yang lapar, kau tidak hanya memberinya makanan, tetapi juga harapan. Ketika kau mengulurkan tangan kepada seseorang yang kesepian, kau tidak hanya memberikan kebahagiaan, tetapi juga keberanian untuk hidup.”
Ia melanjutkan, “Dunia ini tidak membutuhkan pahlawan besar yang datang sekali dalam seratus tahun. Dunia ini membutuhkan orang-orang biasa yang setiap hari melakukan hal-hal kecil dengan cinta. Cinta itu menular, Yono. Ketika kau memberikan cinta dalam tindakan kecilmu, kau menanam benih yang akan tumbuh di hati orang lain.”
Yono merasa air mata mengalir di pipinya. Kata-kata itu mengingatkannya bahwa bahkan tindakan kecil bisa menjadi luar biasa jika dilakukan dengan sepenuh hati. “Jadi, saya tidak perlu menunggu untuk melakukan sesuatu yang besar?”
Mother Teresa mengangguk. “Mulailah dari yang kecil, dari apa yang bisa kau lakukan sekarang. Berikan cinta sepenuhnya dalam setiap tindakanmu. Tidak peduli seberapa kecil itu terlihat, Tuhan melihat cinta di balik tindakan itu, dan itulah yang membuatnya besar.”
Mother Teresa kemudian mengajak Yono berjalan-jalan di lingkungan itu. Ia menunjukkan bagaimana kasih sayang dapat menyatukan orang-orang, bagaimana senyuman dapat mengubah suasana hati, dan bagaimana uluran tangan sederhana dapat menghidupkan harapan.
Ketika Yono terbangun dari mimpi itu, ia merasa ringan namun penuh semangat. Ia berjanji untuk berhenti meremehkan tindakan kecilnya. Mulai hari itu, ia memutuskan untuk memberikan cinta dalam setiap langkahnya, sekecil apa pun tindakan itu.