Perjalanan Mimpi Kedelapan – Berani Bermimpi Besar

Yono merasa kepercayaan dirinya mulai tumbuh setelah belajar untuk tidak membiarkan pendapat orang lain menjatuhkannya. Namun, ia mulai mempertanyakan seberapa besar ia harus bermimpi. Mimpi-mimpinya tampak sederhana dibandingkan dengan impian besar yang mengubah dunia. Ia bertanya-tanya, Apakah saya cukup gila untuk berpikir bahwa saya bisa membuat perbedaan besar?

Dengan pertanyaan itu, Yono tertidur. Dalam mimpi, ia menemukan dirinya berada di sebuah ruangan yang futuristik. Layar-layar besar memproyeksikan gambar teknologi mutakhir, sementara meja-meja penuh dengan perangkat canggih yang tampak belum pernah ia lihat sebelumnya.

Di tengah ruangan, berdiri seorang pria dengan kaus hitam sederhana dan jeans. Pria itu menoleh dan tersenyum. “Halo, Yono. Aku Steve Jobs. Aku mendengar kau punya keraguan tentang mimpimu.”

Yono merasa gugup sekaligus terinspirasi. “Tuan Jobs, saya merasa mimpi saya terlalu kecil dibandingkan dengan orang-orang yang mengubah dunia. Saya tidak yakin apakah saya cukup mampu.”

Jobs mendekat, matanya menatap tajam ke arah Yono. “Yono, pernahkah kau mendengar ini? The people who are crazy enough to think they can change the world are the ones who do.

Yono terdiam. “Apa maksudnya? Bagaimana orang ‘gila’ bisa mengubah dunia?”

Jobs tersenyum, lalu mulai berjalan mengelilingi ruangan. “Orang-orang yang mengubah dunia tidak memulai dengan rencana yang sempurna. Mereka memulai dengan mimpi. Dan sering kali, mimpi itu terlihat mustahil atau bahkan gila bagi orang lain. Tetapi mereka tidak peduli. Mereka cukup percaya pada diri sendiri dan pada mimpi mereka untuk melawan keraguan dunia.”

Yono mengangguk perlahan, mencoba memahami. “Jadi, saya harus berani bermimpi besar, meskipun orang lain mungkin menganggap saya gila?”

“Bukan hanya berani bermimpi besar,” jawab Jobs, “tetapi juga berani mengambil langkah untuk mewujudkannya. Dunia ini tidak berubah oleh orang yang bermain aman. Dunia ini berubah oleh mereka yang berani mengambil risiko, yang berani gagal, dan yang tidak menyerah meskipun orang lain berkata, ‘Itu tidak mungkin.’”

“Tapi bagaimana jika saya gagal?” tanya Yono, suaranya mengandung keraguan.

Jobs tertawa kecil. “Kegagalan bukanlah akhir, Yono. Kegagalan adalah bagian dari perjalanan. Aku pernah dipecat dari perusahaan yang aku dirikan sendiri, tetapi itu tidak menghentikanku. Kegagalan itu justru membawaku pada pencapaian yang lebih besar. Jangan takut gagal. Takutlah jika kau tidak pernah mencoba.”

Kata-kata itu menggugah sesuatu di dalam hati Yono. Ia mulai memahami bahwa mimpi besar tidak perlu terlihat sempurna, dan kegagalan adalah bagian alami dari perjalanan menuju kesuksesan.

Jobs berhenti di depan Yono, menatapnya dengan serius. “Dunia ini membutuhkan lebih banyak orang yang cukup ‘gila’ untuk bermimpi besar. Jadi, Yono, apakah kau siap menjadi salah satunya?”

Yono menatap Jobs, hatinya penuh dengan semangat yang baru. “Ya, saya siap.”

Jobs tersenyum puas. “Bagus. Ingat, Yono, setiap hal besar dimulai dari keberanian untuk bermimpi besar. Jangan takut untuk berpikir berbeda, dan jangan pernah berhenti mencoba.”

Saat Yono terbangun dari mimpi itu, ia merasa lebih berani dari sebelumnya. Ia tahu, meskipun mimpi besarnya tampak mustahil bagi orang lain, itu adalah tugasnya untuk mengejarnya dengan segala keberanian yang ia miliki.

Sebarkan ke circle Anda