Ini adalah cerita Yono kepada Admin, mengenai keisengannya terhadap dunia gaib saat Ia masih SMA
.Di sudut sebuah desa di Klaten, terdapat dua sungai besar yang alirannya bertemu dan menyatu. Penduduk setempat menyebutnya Kali Tempur, tetapi nama lainnya yang lebih menyeramkan adalah Kali Kramat atau Sungai Keramat. Sungai ini memiliki sejarah kelam. Pada tahun 1965, Kali Kramat menjadi lokasi kuburan massal para tersangka G30S PKI. Namun, bukan hanya sejarah itu yang membuat sungai ini angker. Konon katanya, sungai tersebut adalah gerbang menuju dunia jin.
Cerita beredar bahwa siapa pun yang berani tidur di sana akan diangkat oleh makhluk gaib dan dimasukkan ke dalam rumpun pandan berduri atau semak bambu ori. Meski begitu, ada saja orang yang penasaran dan mencoba tantangan itu. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Blegog. Malam itu, Blegog nekat tidur di tepi sungai, dan benar saja, dia ditemukan keesokan harinya terjebak di tengah-tengah rumpun bambu, badannya penuh luka goresan duri. Dalam kebingungan, Blegog berteriak-teriak meminta tolong. Suaranya menggema di antara pepohonan, memanggil penduduk desa yang akhirnya datang membantu. Dengan menggunakan golok dan parang, mereka memotong batang-batang bambu yang tajam untuk membuka jalan dan mengeluarkan Blegog dari jebakan yang mengerikan itu.
Cerita Blegog tersebar luas, membuat seorang pemuda lain, Yono, tertarik untuk mencoba. Namun, Yono bukan pemuda sembarangan. Ia memiliki reputasi sebagai sosok yang disegani karena ilmunya. Konon, ia telah berguru pada 18 orang tetua di sekitar Jawa Tengah dan DIY, mempelajari berbagai ilmu gaib dan bela diri. Dengan keyakinan penuh, Yono memutuskan untuk tidur tepat di tengah Kali Kramat.
Malam itu, suasana sungai dipenuhi kesunyian yang mencekam. Kabut tipis menyelimuti permukaan air, membuat sungai tampak seperti lorong menuju dunia lain. Di kejauhan, terdengar suara gemerisik aneh, seperti langkah kaki di atas dedaunan basah. Angin dingin berhembus pelan, membawa aroma lembap yang menusuk hidung. Hanya suara gemericik air yang menemani Yono. Hingga sekitar pukul dua dini hari, sesuatu yang aneh terjadi. Dua sosok besar muncul dari arah sungai, tubuh mereka menjulang tinggi dengan mata menyala merah. Keduanya memegang gada besar yang mengkilap di bawah sinar bulan. Jin penjaga gerbang itu telah datang. Yang satu memperkenalkan dirinya sebagai Tripati, dan yang lain adalah Catur Wanoro.
“Apa urusanmu di sini, manusia?! Apa kamu mau minta kekayaan juga?!” tanya Tripati dengan suara menggelegar.
Alih-alih takut, Yono justru menyeringai. “Wah, kalian bawa gada besar begitu, mau main kasti di mana?” candanya santai, membuat kedua jin itu saling melirik bingung.
“Manusia sombong!” bentak Catur Wanoro, mengayunkan gadanya ke arah Yono. Namun, dengan gerakan cepat, Yono menghindar dan menjentikkan jarinya. Sebuah gelombang energi tak kasat mata menghantam tubuh Catur Wanoro, membuatnya terpental ke tepi sungai.
Tripati yang marah menyerang dengan ganas. Namun, Yono dengan tenang menghadapinya, mengandalkan ilmu yang ia pelajari dari para gurunya. Serangan demi serangan dapat ia tangkis dengan mudah. Bahkan, Yono sempat mengolok-olok kedua jin itu, “Ayo, tunjukkan permainan kasti terbaik kalian! Apa gada itu cuma hiasan?”
Kekonyolan Yono membuat kedua jin itu semakin murka, tetapi juga kewalahan. Setelah beberapa saat, Tripati dan Catur Wanoro akhirnya berlutut di hadapan Yono. “Ampuni kami, manusia tangguh! Kami akan tunduk padamu, asalkan kau berhenti tidur di sini. Kehadiranmu membuat kerajaan kami gempar,” pinta Tripati dengan nada memelas.
Yono tertawa kecil. “Aku tidak akan tidur di sini lagi, tapi dengan satu syarat. Kalian harus menjaga sungai ini tetap bersih dari pegabdi jin yang meminta kekayaan dan tidak mengganggu manusia yang melintas.”
Kedua jin itu mengangguk patuh. Sejak malam itu, Kali Kramat menjadi lebih damai. Orang-orang yang melintasi sungai tidak lagi merasa takut, meskipun cerita tentang Yono dan dua jin penjaga gerbang terus menjadi legenda yang diceritakan turun-temurun. Dan bagi Yono, malam itu hanyalah salah satu petualangan kecilnya di dunia mistis.
Keesokan harinya, Yono dipanggil oleh Mbah Arjo, pamannya yang bijak. Mbah Arjo menasihati Yono dengan suara berat penuh wibawa, “Yono, jangan main-main dengan segala kemampuanmu. Setiap dunia punya aturannya sendiri-sendiri, dan kita tidak boleh saling mengganggu. Ingat, kehebatan bukan untuk pamer, tapi untuk menjaga keseimbangan.” Kata-kata itu terngiang dalam benak Yono, mengingatkannya untuk selalu bijak dalam bertindak.