Bulan berlalu dengan cepat, dan kompetisi band semakin dekat. The Soundwaves telah berlatih keras selama beberapa minggu terakhir. Meskipun ada tantangan yang harus mereka atasi, mereka berkomitmen untuk memberikan yang terbaik.
Pada suatu pagi, mereka berkumpul di rumah Bimo untuk latihan terakhir sebelum hari kompetisi. Di ruang tamu yang penuh dengan poster band, mereka mulai membahas strategi untuk penampilan mereka.
Kira, yang selalu bersemangat, berkata, “Jadi, kita sudah sepakat untuk menggunakan lagu baru yang kita buat, ‘Mimpi Bersama’, kan? Ini bisa jadi bendera kita!”
Dika menyetujui, “Ya, dan kita juga harus mengatur koreografi. Penampilan kita tidak hanya soal suara, tetapi juga tentang bagaimana kita tampil di panggung.”
Ardi yang sudah tidak sabar berkaraoke pun menambahkan, “Dan jangan lupa, kita perlu menyatukan energi kita saat tampil. Jika kita semua merasakan hal yang sama, penonton pasti akan tersentuh!”
Bimo mencatat ide-ide tersebut dan kemudian mengusulkan, “Bagaimana jika kita juga mengundang teman-teman kita untuk datang sebagai pendukung? Semakin banyak dukungan, semakin bersemangat kita!”
Akhirnya, mereka sepakat untuk mengajak teman-teman sekelas mereka dan membuat spanduk dukungan. Kira juga berencana mendekorasi panggung dengan tema warna-warni agar penampilan mereka lebih hidup.
Hari kompetisi tiba. Angin berhembus lembut saat mereka bersiap-siap. Kira merasakan campur aduk antara gugup dan bersemangat. Saat mereka berdiri di belakang panggung, Kira memberi semangat kepada teman-temannya, “Ingat, bukan hanya tentang menang atau kalah. Ini adalah tentang kita dan passion kita terhadap musik!”
Ketika giliran mereka tampil, suasana auditorium penuh sesak dengan penonton yang bersemangat. Mulai dari kawan-kawan sekelas hingga orang tua hadir memberikan dukungan. Rasa cemas mulai pudar ketika mereka melangkah maju ke panggung.
Dika memimpin dengan petikan gitar yang penuh percaya diri. Ardi mulai memukul drum, dan Kira membuka suara dengan lirik yang penuh semangat dari lagu “Mimpi Bersama”. Secara perlahan, mereka mulailah menyatu, seperti yang telah mereka latih. Penampilan mereka mulai memikat perhatian penonton.
Momen magis terjadi ketika mereka mulai menyanyikan bagian chorus bersama. Dalam sekejap, panggung terasa penuh dengan energi positif yang menyebar kepada semua yang hadir. Teman-teman sekelas mereka berteriak dan bersorak, mengangkat spanduk dukungan yang mereka buat, menambah semarak suasana.
Namun, di tengah pertunjukan, Ardi tiba-tiba kehilangan ritme saat drum, dan situasi menjadi sedikit kacau. Seketika, suara mereka terputus. Namun, bukannya panik, Kira memberi isyarat kepada Ardi untuk kembali ke ritme.
“Keep going!” jerit Bimo sambil memberi semangat. Mereka saling memandang dan tanpa berbicara, mereka berhasil mengatur kembali irama. Dika memberikan solo gitar yang memikat, membawa semua orang kembali ke suasana.
Ketika mereka menyelesaikan lagu dengan gemuruh tepuk tangan penonton, semua merasa lega dan bangga. Mereka tahu, apa pun hasilnya, mereka telah memberikan yang terbaik.
Setelah penampilan, mereka berkumpul kembali di belakang panggung, saling berpelukan. “Kita melakukannya!” seru Kira.
“Ya! Kita bisa melalui semua itu!” Dika menambahkan sambil tersenyum.
Namun, momen kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Panitia mengumumkan pemenang kompetisi. Ketegangan merayapi mereka saat nama-nama band lain disebutkan.
Akhirnya, saat nama The Soundwaves disebutkan sebagai juara kedua, kegembiraan dan rasa bangga mengisi hati mereka. Meskipun bukan juara pertama, mereka merasa puas dengan penampilan mereka. Kira berteriak, “Ini adalah langkah pertama kita di dunia musik. Kita harus terus berlatih dan berkarya!”