NGEPRANK PESUGIHAN BUTO IJO

Konon, ada cara untuk mengungkap siapa yang memiliki pesugihan Buto Ijo: menaburkan kacang hijau yang telah dimantrai. Tidak sembarang orang bisa melakukan ritual ini—hanya mereka yang pernah menjalani puasa 40 hari mutih. Beberapa tahun lalu, Mbah Marto Wiyono mengajarkan ilmu ini kepada Yono, dan dia menyimpannya tanpa pernah benar-benar mencobanya.

Hingga suatu sore, Yono berkunjung ke rumah temannya, Yudi, di Dusun Dengok-Prambanan. Yudi dikenal sebagai orang yang selalu penasaran dan suka mencoba hal-hal aneh.

“Bro, aku dengar kamu punya ilmu buat nge-prank pesugihan Buto Ijo,” kata Yudi sambil menatap Yono dengan penuh antusias.

“Ilmu? Bukan ilmu serius, cuma mantra iseng yang diajarin Mbah Marto dulu. Tapi kenapa?” tanya Yono, penasaran.

“Di desa ini banyak yang bilang si itu, si ini, pakai pesugihan. Aku mau tahu, bener enggaknya. Nih, aku bawa kacang hijau,” kata Yudi, sambil mengeluarkan sekantong kecil dari saku celananya. “Kamu bacain mantranya, kita coba di rumah-rumah yang mencurigakan.”

Awalnya, Yono menolak. “Ini bukan mainan, Yu. Kalau memang bener ada yang pakai pesugihan, kita bisa kena masalah.”

“Ah, cuma iseng! Lagian, siapa yang tahu kalau kita yang ngelakuin?” Yudi tertawa kecil, membuat Yono akhirnya mengalah.

Dengan setengah hati, Yono mengambil kacang hijau itu. Dia mulai membaca mantra pelan-pelan, berusaha menjaga konsentrasi. Setelah selesai, Yudi dengan bersemangat menyebarkan kacang hijau ke depan beberapa rumah yang dia curigai.

Sambil berjalan pulang, Yono bertanya, “Menurutmu, kenapa mereka pakai pesugihan?”

“Ya, mungkin mau kaya cepet. Tapi aku curiga sama rumah gede itu, tahu kan? Yang baru-baru ini punya mobil baru. Kaya mendadak banget,” jawab Yudi sambil menunjuk sebuah rumah megah di ujung jalan.

Mereka berhenti di depan rumah besar itu. Yudi menyebarkan kacang hijau terakhir di sana, lalu mereka pergi. Awalnya tidak ada yang terjadi, dan mereka hanya tertawa-tawa sambil menikmati malam.

Namun, sekitar jam sembilan malam, suasana desa mendadak heboh. Dari kejauhan terdengar suara jeritan yang membuat bulu kuduk Yono berdiri.

“Bro, itu dari rumah gede tadi!” teriak Yudi sambil menarik tangan Yono.

Mereka berlari ke arah suara. Benar saja, di halaman rumah megah itu, bapaknya tampak mengamuk. Wajahnya merah, matanya seperti menyala, dan dia berteriak-teriak tidak jelas.

“Anak-anak! Ke sini kalian! Bapakmu lapar!” dia meraung sambil mengejar dua anak kecil yang berteriak ketakutan. Istrinya mencoba menghalangi, tetapi dia malah mendorongnya hingga jatuh.

“Sial, ini beneran gara-gara kacang hijau tadi, Yu!” kata Yono panik.

“Maksudnya gimana?!” Yudi mulai gemetar.

“Kalau mereka bener punya pesugihan Buto Ijo, kacang hijau itu kayak manggil. Kayak ngusik!”

Yono tidak punya pilihan. Dia maju mendekat sambil mengatur napas. Warga yang berkerumun hanya menonton dari jauh, tidak ada yang berani mendekat.

“Bapak, mundur! Jangan ganggu keluargamu!” teriak Yono, meski suara Yono gemetar.

Dia menoleh, matanya menatap Yono dengan penuh kebencian. “Kamu yang berani-beraninya ganggu aku?!” dia meraung, kemudian berlari ke arah Yono.

Tanpa berpikir panjang, Yono mulai membaca mantra pengusir Buto Ijo. Suara Yono hampir kalah oleh jeritannya, tetapi Yono terus melafalkan mantra dengan khusyuk. Semakin lama, suara bapak itu melemah. Dia berhenti bergerak, lalu jatuh terduduk.

Setelah beberapa saat, dia pingsan. Yono melirik Yudi, yang wajahnya sudah pucat pasi.

“Warga, semuanya aman sekarang,” kata Yono pelan, meski tubuh Yono gemetar.

Istrinya berlari memeluk bapak itu sambil menangis. Warga desa mulai mendekat, tetapi tidak ada yang bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Yono dan Yudi segera pergi dari sana.

Dalam perjalanan pulang, Yudi bergumam, “Bro, ini terakhir kalinya aku coba hal beginian. Maaf, ya.”

Yono mengangguk. “Bukan cuma kamu. Aku juga. Ada hal-hal yang nggak boleh kita ganggu, Yu.”

Sejak malam itu, Yono tidak pernah menyentuh mantra atau ritual apa pun lagi. Dunia gaib punya aturannya sendiri, dan kita, manusia biasa, tidak seharusnya mencampurinya.

Sebarkan ke circle Anda