AJ-2: Data yang Lenyap

Malam itu, hujan mengguyur Jakarta, menciptakan genangan-genangan air di jalan-jalan kota yang sibuk. Mat Gaper duduk di pojok sebuah warung kopi kecil, dikelilingi suara denting gelas dan obrolan ringan. Sebuah pesan masuk ke ponselnya.

“Agen Raka hilang. Informasi yang dibawanya krusial. Lokasi terakhir: pelabuhan lama.”

Mat membaca pesan itu dua kali, wajahnya berubah serius. Agen Raka adalah salah satu penghubung penting pemerintah dengan Altis. Informasi yang hilang bersamanya bisa membahayakan keamanan nasional jika jatuh ke tangan yang salah.

Ia menghabiskan kopinya, meninggalkan beberapa lembar uang di meja, lalu mengambil ransel andalannya. Hujan deras tidak menghentikannya ketika ia menuju pelabuhan lama di kawasan utara Jakarta, tempat terakhir Raka terlihat.

Jejak yang Samar

Pelabuhan tua itu gelap dan sepi, hanya sesekali terdengar suara gelombang menghantam dermaga. Mat berjalan perlahan, memeriksa sekitar dengan hati-hati. Ia menemukan sebuah ponsel yang rusak parah di dekat kontainer yang terbuka—ponsel milik Raka.

Di samping ponsel, ada sesuatu yang aneh: sebuah tali dengan potongan kain terikat padanya. Mat mengambil kain itu dan mencium baunya. “Bensin,” gumamnya. Ini bukan kecelakaan biasa.

Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Mat segera menyelinap ke balik kontainer. Ia mengintip dan melihat dua orang pria dengan senjata api ringan berbicara serius.

“Bos bilang kita harus cepat. Data di flash drive itu lebih penting daripada tawanan,” kata salah satu pria.

Mat mencatat kata-kata itu di benaknya. Ia harus menemukan Raka dan memastikan data tersebut aman.

Penyusupan ke Gudang

Mengikuti kedua pria itu, Mat tiba di sebuah gudang besar di pinggir pelabuhan. Dengan alat sederhana seperti kaca pembesar kecil dan beberapa kabel dari ranselnya, Mat memeriksa sistem keamanan gudang. Ia menemukan bahwa pintu utama dijaga oleh kunci elektronik.

Untuk membukanya, Mat menggunakan baterai dari senter kecil yang ia bawa, memadukannya dengan klip kertas untuk menghasilkan arus pendek yang mengganggu sistem kunci. Pintu terbuka dengan klik pelan.

Di dalam gudang, ia menemukan beberapa penjaga sedang berbicara sambil mengelilingi meja besar. Di meja itu, Mat melihat sebuah flash drive yang dilindungi kotak kecil dengan kode. Ia juga mendengar suara samar dari bagian lain gudang—seperti seseorang yang sedang terikat.

“Raka,” pikir Mat.

Kecerdikan di Tengah Bahaya

Mat harus bertindak cepat. Ia mengambil gulungan tali tipis dari ranselnya dan membuat perangkap sederhana. Dengan menyambungkan tali itu ke rak di dekat meja, ia memastikan jika salah satu penjaga tersandung, rak tersebut akan jatuh, menciptakan kekacauan.

Saat perangkap siap, ia melemparkan baut kecil ke sisi lain gudang untuk mengalihkan perhatian para penjaga. Ketika mereka pergi memeriksa suara itu, salah satu dari mereka tersandung perangkap, dan rak besar roboh, menimbulkan suara keras.

Dalam kebingungan itu, Mat menyelinap ke belakang gudang, di mana ia menemukan Raka terikat di kursi. Dengan cepat, Mat menggunakan tutup kaleng soda yang sudah diasah untuk memotong tali pengikat Raka.

“Kau terlambat,” kata Raka dengan suara lemah.

“Setidaknya aku datang,” jawab Mat sambil membantu Raka berdiri.

Namun, sebelum mereka bisa pergi, alarm gudang berbunyi. Kronikel, kelompok kriminal yang ternyata terlibat, segera mengepung mereka.

Melarikan Diri

Mat melihat sekeliling, mencari alat untuk melawan tanpa senjata. Ia menemukan beberapa tabung gas dan selang air tua. Dengan menyambungkan selang ke salah satu tabung gas dan membuat percikan api menggunakan baterai dan kawat, ia menciptakan ledakan kecil yang cukup untuk mengejutkan musuh dan mematikan lampu di gudang.

Dalam kegelapan, Mat dan Raka menyelinap keluar melalui pintu samping. Mereka berhasil mencapai dermaga, di mana Mat menemukan sebuah perahu kecil. Dengan mesin yang rusak, ia menggunakan penggaris logam dan karet gelang untuk memperbaiki tuas starter perahu.

Mereka berhasil melarikan diri ke sungai terdekat, meskipun peluru dari musuh sesekali menghantam air di sekitar mereka.

Epilog: Data yang Selamat

Kembali di markas Altis, Raka menyerahkan flash drive yang ia selamatkan. Data tersebut mengungkapkan rencana Kronikel untuk menjual teknologi senjata canggih kepada organisasi teroris internasional.

“Kerja bagus,” kata Hana melalui komunikasi video.

Mat mengangguk, meskipun wajahnya menunjukkan kelelahan. “Lain kali, jangan suruh aku bermain detektif di bawah hujan.”

Hana tersenyum tipis. “Kau tahu, Mat, kau memang yang terbaik untuk pekerjaan ini.”

Saat Raka beristirahat, Mat mengambil secangkir kopi hangat, siap untuk menunggu misi berikutnya. Dunia selalu punya masalah, dan Mat Gaper selalu punya solusi.

Sebarkan ke circle Anda