Lini adalah seorang gadis kecil yang tinggal di sebuah desa yang indah. Setiap pagi, ia memperhatikan teman-temannya bersepeda keliling desa dengan penuh keceriaan. Lini selalu ingin memiliki sepeda sendiri agar bisa bermain dan menjelajah bersama mereka. Namun, keluarganya tidak mampu membelikan sepeda baru.
Suatu hari, saat Lini sedang membantu ibunya membersihkan rumah, ia menemukan sepeda tua yang sudah lama tidak terpakai di gudang. Sepeda itu berkarat, bannya kempes, dan catnya sudah pudar. Namun, di dalam hati Lini, ia merasakan semangat baru. “Mungkin aku bisa memperbaikinya!” pikirnya.
Setelah meminta izin kepada ibunya, Lini segera mulai membersihkan sepeda itu. Ia mencuci bagian-bagian yang kotor, mengelap bodi sepeda, dan mengisi angin ban yang kempes. Lini menghabiskan waktu berjam-jam untuk merawat sepeda tua itu. Saat ia selesai, sepeda itu terlihat jauh lebih baik, meskipun masih tidak sempurna.
Lini sangat senang dan bersemangat untuk mencobanya. Dengan hati berdebar, ia menaiki sepeda itu. Awalnya, ia merasa sedikit canggung, tetapi setelah beberapa kali berlatih, ia mulai merasa lebih percaya diri. Dapat terasa angin berhembus saat ia mengayuh sepeda, dan senyum tak pernah lepas dari wajahnya.
Hari berikutnya, Lini mengajak teman-temannya untuk bermain. Saat mereka melihat Lini bersepeda, mereka semua terkejut dan bertepuk tangan. “Wow, Lini! Sepedamu keren!” sorak mereka. Meskipun sepeda itu tidak baru, Lini merasa bahagia karena ia telah memperbaikinya sendiri dan bisa bermain bersama teman-temannya.
Setiap hari, Lini bersepeda mengelilingi desa, menjelajahi tempat-tempat baru, dan menggali kenangan indah bersama teman-temannya. Ia belajar banyak tentang ketekunan dan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Sepeda tua itu bukan hanya sekadar alat transportasi baginya, tetapi juga simbol dari kerja keras dan impiannya yang menjadi kenyataan.
Seiring waktu, Lini semakin terampil bersepeda. Ia bahkan ikut serta dalam kompetisi sepeda di desanya, meski hanya untuk bersenang-senang. Meskipun ia tidak memenangkan perlombaan, ia merasakan kebanggaan yang mendalam ketika melaju dengan sepeda hasil kerjanya sendiri.
Akhirnya, Lini menyadari bahwa sepeda baru atau tua tidaklah penting. Yang terpenting adalah semangat dan usaha yang ia lakukan untuk mewujudkan impiannya. Momen-momen lucu dan menyenangkan yang ia bagi dengan teman-temannya selama bersepeda akan selalu ia ingat sebagai bagian terindah dari masa kecilnya. Dan itu semua berawal dari sepeda tua yang ia temukan di gudang.