SEMANGAT ES MAMBO

Di sebuah SMA yang terletak di pusat kota, ada seorang siswi bernama Najwa. Meski masih duduk di bangku kelas 11, Najwa dikenal oleh teman-temannya sebagai sosok yang ceria, gigih, dan mandiri. Setiap pagi, sebelum berangkat ke sekolah, Najwa mempersiapkan dua termos besar berisi es mambo—es populer yang terbuat dari air kelapa dan berbagai rasa lainnya.

Usahanya ini bukan hanya sekadar hobi. Najwa menjual es mambo untuk membantu ibunya yang bekerja keras sebagai penjaga toko kecil. Melihat ibunya berjuang untuk menghidupi keluarga, Najwa merasa terpanggil untuk berkontribusi serta meringankan beban ibunya.

Setiap pagi, saat matahari belum sepenuhnya terbit, Najwa bangun lebih awal untuk membuat es mambo. Dia menggunakan bahan-bahan segar dan rasa yang beragam, seperti kelapa muda, jeruk nipis, dan bahkan pandan untuk menambah variasi. Najwa akan memompa semangatnya dengan mendengarkan lagu-lagu ceria sambil menyiapkan es.

Sesampainya di sekolah, Najwa biasanya ditemani teman dekatnya, Siti, yang selalu siap membantu. Mereka berdua membawa termos besar berisi es mambo ke lapangan sekolah dan mulai menjajakan dagangan mereka. Ketika bel istirahat berbunyi, lapangan sekolah dipenuhi suara ceria siswa-siswi yang berlarian menuju kantin. Dengan sigap, Najwa dan Siti mempersiapkan es mambo untuk para pembeli.

“Es mambo dingin, hanya 2 ribu rupiah!” teriak Najwa sambil tersenyum lebar. Suaranya mengundang perhatian teman-temannya. Mereka tahu bahwa es mambo buatan Najwa selalu segar dan nikmat. Satu per satu, teman-temannya berbondong-bondong membeli es mambo, baik untuk menghilangkan dahaga maupun menikmati camilan yang menyegarkan.

Najwa sangat menikmati momen-momen tersebut. Dia tidak hanya menjual es, tetapi juga menghabiskan waktu berharga dengan teman-temannya. Setiap senyum dan ucapan terima kasih dari pelanggan membuatnya merasa senang dan dihargai. Beberapa teman bahkan merekomendasikan es mambo Najwa kepada teman sekelas mereka yang belum mencobanya.

Seiring berjalannya waktu, usaha Najwa semakin berkembang. Dia mulai mengatur jadwal penjualan dan mencari cara untuk meningkatkan kualitas es mambo-nya. Suatu hari, sekelompok siswa mengadakan lomba makanan di sekolah, dan Najwa memutuskan untuk ikut dengan menjual es mambo dalam jumlah banyak. Dengan persiapan matang, dia pun berhasil!

Di acara lomba itu, es mambo Najwa berhasil menarik perhatian juri dan menjadi salah satu favorit di antara para peserta. Ia pun mendapatkan penghargaan sebagai “Camilan Terfavorit”. Kemenangan ini tidak hanya membawa kebanggaan bagi Najwa, tetapi juga menyebarkan nama baik usahanya di kalangan siswa lain.

Dengan keuntungan yang diperolehnya dari penjualan es mambo, Najwa menyisihkan sebagian untuk membantu ibunya dan beberapa untuk membeli buku pelajaran. Dia pun mulai menitipkan anggaran untuk menambah variasi rasa es mambo agar semakin menarik.

Menjadi seorang penjual es mambo memang tidak mudah, tapi bagi Najwa, itu adalah perjalanan yang mendidik. Dia belajar tentang tanggung jawab, manajemen waktu, dan, yang terpenting, nilai kerja keras. Meskipun setiap pagi dia harus bangun lebih awal dan pergi ke sekolah dengan termos berat, semua itu terasa sepadan ketika dia melihat senyum di wajah teman-temannya yang menikmati es mambo buatannya.

Dengan semangat dan keberaniannya, Najwa menginspirasi banyak teman-teman di sekitarnya untuk berusaha dan tidak takut bermimpi. Siapa sangka, dari sepiring es mambo sederhana, Najwa menemukan makna sejati dari perjuangan dan persahabatan.

Sebarkan ke circle Anda