Judul: Cinderella
Di sebuah kerajaan yang megah, hiduplah seorang gadis cantik bernama Cinderella. Dia adalah anak dari seorang bangsawan kaya, tapi setelah ibunya meninggal, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang jahat. Ibu tiri Cinderella dan dua saudara tirinya memperlakukan Cinderella dengan sangat buruk. Mereka selalu memaksanya melakukan semua pekerjaan rumah, seperti membersihkan, memasak, dan mencuci pakaian, sementara mereka sendiri hanya bersenang-senang.
Cinderella selalu bersikap sabar dan tidak pernah mengeluh, meskipun hatinya penuh kesedihan. Untuk mengalihkan perhatian dari kesedihannya, dia sering berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan di sekitar rumah, yang menjadi teman baiknya. Meskipun kehidupan di rumah sangat sulit, Cinderella selalu bermimpi akan tiba suatu hari ketika dia bisa bebas dari semua penderitaan itu.
Suatu hari, kerajaan mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pesta besar untuk mencari calon istri bagi sang pangeran. Semua gadis di kerajaan diundang, termasuk saudara-saudara tiri Cinderella. Mereka sangat bersemangat dan mulai bersiap-siap dengan gaun-gauan indah, sementara Cinderella hanya bisa menyaksikan dari jauh dengan hati penuh harap.
“Sayang sekali kau tidak bisa pergi,” kata saudara tiri Cinderella dengan sinis. Mereka mengenakan gaun yang cantik, dan saat mereka berangkat, Cinderella merasa sangat sedih karena dia tidak memiliki gaun untuk dikenakan.
Namun, saat malam tiba dan kesedihan menimpanya, tiba-tiba muncul seorang peri peramal yang baik hati. “Jangan bersedih, Cinderella,” kata sang peri. “Aku akan membantumu pergi ke pesta.” Dengan sentuhan sihirnya, sang peri mengubah pakaian kotor Cinderella menjadi gaun indah berwarna biru yang berkilauan, lengkap dengan sepatu kaca yang menawan.
Sang peri juga mengubah labu menjadi kereta, beberapa tikus menjadi kuda, dan kuda jantan menjadi kusir. “Namun ingat, Cinderella, kamu harus pulang sebelum tengah malam, karena sihir ini akan menghilang,” pesan sang peri sebelum Cinderella berangkat.
Di pesta, Cinderella menarik perhatian semua orang, terutama sang pangeran. Mereka berdansa dan tertawa bersama, dan pangeran merasa sangat terpesona dengan kecantikan dan kebaikan hati Cinderella. Namun, saat jam berdentang menandakan tengah malam, Cinderella teringat akan pesan sang peri. Dia segera berlari meninggalkan pesta itu, tanpa memperhatikan bahwa satu sepatu kacanya terlepas dan tertinggal di aula.
Sang pangeran yang terpesona oleh kehadiran Cinderella segera memerintahkan para pengawalnya untuk mencarinya. “Siapa pun yang bisa mengenakan sepatu ini, dia adalah wanita yang kucintai,” katanya. Pengawalnya mulai mencari di seluruh kerajaan.
Ketika para pengawal tiba di rumah Cinderella, saudara-saudara tiri mencoba sepatu itu, tetapi tidak ada yang pas. Akhirnya, Cinderella muncul di hadapan mereka tanpa sepasang sepatu. Sang pangeran memperhatikan gadis itu dan merasa sangat yakin bahwa dia adalah wanita yang dicintainya. Dengan lembut, dia meminta Cinderella untuk mencoba sepatu yang hilang itu.
Ketika Cinderella memasukkan kakinya ke dalam sepatu kaca, sepatu itu pas dengan sempurna. Di saat itu juga, semua orang tahu bahwa dia adalah gadis di pesta itu. Sang pangeran sangat bahagia. Dia mengajak Cinderella untuk tinggal di istana dan menjadikannya sebagai permaisuri.
Di pesta pernikahan mereka, ibunya yang jahat dan saudara-saudara tirinya dipenuhi rasa iri dan penyesalan. Namun, Cinderella tidak menyimpan kebencian dalam hatinya. Dia memaafkan mereka dan hanya berharap mereka bisa belajar dari kesalahan mereka.
Cinderella dan pangeran hidup bahagia selamanya, buktikan bahwa kebaikan dan ketulusan hati selalu mengalahkan keburukan. Meskipun hidupnya dipenuhi kesulitan dan penderitaan, harapan dan kekuatan cintanya mengantarkannya pada kebahagiaan yang sebenarnya.