Di sebuah kerajaan yang jauh, hiduplah seorang raja dan ratu yang sangat mencintai satu sama lain. Setelah bertahun-tahun menunggu, mereka akhirnya dikaruniai seorang putri yang sangat cantik. Sang putri diberi nama Salju, karena kulitnya putih seperti salju, rambutnya hitam legam, dan bibirnya merah seperti mawar.
Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Ratu yang cantik dan baik hati meninggal dunia, dan raja merasa sangat kehilangan. Beberapa tahun kemudian, raja menikah lagi dengan wanita cantik yang sangat angkuh dan pemarah. Wanita itu adalah seorang ratu jahat yang memiliki cermin ajaib. Setiap hari, ia selalu bertanya kepada cermin tersebut, “Cermin, cermin di dinding, siapa yang tercantik di kerajaan ini?”
Cermin itu selalu menjawab, “Engkaulah yang tercantik, Ratu.” Hingga suatu hari, cermin itu menjawab, “Putri Salju adalah yang tercantik di antara semua.” Ratu jahat sangat marah dan merasa terancam. Ia berkata kepada pelayannya, “Bawa Putri Salju ke hutan dan bunuh dia! Nanti, bawakan aku jantungnya sebagai bukti.”
Pelayannya merasa sangat enggan melaksanakan perintah itu. Setelah sampai di hutan, ia memberi tahu Putri Salju rencana ratu jahat tersebut. “Lari, Putri Salju! Carilah tempat aman!” kata pelayan itu, sebelum pergi meninggalkannya. Putri Salju pun berlari sejauh mungkin, hingga ia mendapati sebuah rumah kecil.
Ketika memasuki rumah tersebut, ia menemukan bahwa rumah itu adalah milik tujuh kurcaci. Kurcaci-kurcaci itu menawarkan untuk menampung Salju dengan syarat ia harus membantu mengurus rumah mereka. Putri Salju setuju, dan mulai hidup bahagia bersama para kurcaci.
Namun, ratu jahat tidak berhenti mencari Putri Salju. Ia menggunakan berbagai tipu daya. Pertama, ratu menyamar sebagai seorang nenek tua dan memberikan Putri Salju sebuah sisir beracun. Saat Putri Salju menyisir rambutnya, ia jatuh pingsan. Namun, tujuh kurcaci segera kembali dan berhasil menyelamatkannya dengan mengeluarkan sisir itu dari rambutnya.
Tidak puas dengan usahanya, ratu jahat kembali menyamar. Kali ini sebagai seorang wanita penjual apel, ia memberikan Putri Salju sebuah apel beracun. Putri Salju, yang terpesona, tergoda untuk memakannya. Begitu ia menggigit apel tersebut, ia jatuh pingsan, tak berdaya.
Ketika tujuh kurcaci kembali, mereka sangat terkejut melihat Putri Salju terjatuh. Mereka menangis dan menguburkan Putri Salju dalam sebuah peti kaca di tengah hutan, menganggapnya telah pergi selamanya. Namun, beruntunglah Putri Salju, karena nasib baik segera datang.
Suatu ketika, seorang pangeran yang tampan sedang berburu di hutan dan menemukan peti kaca berisi Putri Salju. Dia terpesona dengan kecantikan Putri Salju dan mencium bibirnya. Kekuatan sihir dari ciuman pangeran tersebut membangkitkan Putri Salju dari tidurnya.
Ketika Putri Salju sadar, ia melihat pangeran di sampingnya. Mereka saling jatuh cinta, dan pangeran membawa Putri Salju kembali ke kerajaannya. Sementara itu, ratu jahat mendengar berita tentang kebangkitan Putri Salju dan sangat marah. Ia bertanya kepada cermin ajaibnya, “Cermin, cermin di dinding, siapa yang tercantik di kerajaan ini?”
Cermin menjawab, “Engkaulah yang jahat, tetapi Putri Salju kini telah hidup, dan dia lebih cantik daripada engkau!” Ratu jahat sangat marah dan pergi menuju kerajaan pangeran, bertekad untuk menghancurkan Putri Salju.
Namun, ratu jahat tidak pernah kembali, karena dua raja dan dua ratu dari kerajaan bersatu dan melawan ratu jahat. Akhirnya, ratu jahat pun kalah, dan Putri Salju hidup bahagia selamanya bersama pangeran dan tujuh kurcaci di sana. Mereka merayakan kebahagiaan dan cinta yang abadi di dalam istana yang megah.