Suatu sore, Bimo berjalan sendirian lebih jauh dari biasanya.
Ia penasaran dengan sebuah gua di balik bukit, yang katanya… tempat tinggal harimau besar!
“Namanya Tomo,” kata Mimi pernah berbisik. “Katanya galak banget!”
Tapi Bimo penasaran. Ia ingin melihat sendiri.
Saat ia mengintip ke dalam gua, tiba-tiba terdengar suara berat:
“Siapa di sana?”
Bimo membeku. Seekor harimau besar keluar perlahan. Matanya tajam, suaranya berat.
“Aku… aku cuma lewat,” kata Bimo gemetar.
Harimau itu mendekat.
Tapi lalu—ia duduk.
Dan… menguap.
“Aku senang ada yang datang. Aku sudah lama sendirian di sini…”
Bimo bingung. “Kamu… nggak marah?”
Tomo tersenyum tipis. “Semua takut padaku. Padahal aku cuma mau ngobrol. Aku suka cerita. Tapi ya… siapa mau dengar cerita harimau tua?”
Bimo tersenyum kecil.
“Aku mau.”
Hari itu, mereka duduk bersama. Tomo bercerita tentang hutan tua, musim-musim lama, dan suara-suara yang kini jarang terdengar.
Sejak saat itu, Bimo sering datang ke gua.
Tomo bukan lagi harimau yang ditakuti.
Ia jadi teman baru yang penuh cerita dan hati hangat.