Siang itu, matahari bersinar terang. Bimo dan Ucil bermain lempar daun di tepi hutan.
Tiba-tiba, terdengar teriakan kecil dari arah rawa.
“Tolong! Ada yang… tolong!”
Mereka berlari cepat ke sumber suara. Di sana, Mimi si kelinci putih terjebak di lumpur!
Kakinya sudah tenggelam setengah, dan tubuhnya gemetar.
“Aku… aku cuma mau ambil bunga rawa… tiba-tiba tanahnya lembek!” isaknya.
Bimo panik. “Aku tarik aja langsung, ya?”
“Jangan!” seru Ucil. “Kalau ditarik sembarangan, dia bisa makin tenggelam!”
Ucil cepat berpikir. Ia memanjat pohon dan mengambil ranting panjang.
“Bimo, bantu aku tahan rantingnya. Mimi, pegang ujungnya kuat-kuat!”
Pelan-pelan, Mimi menarik dirinya keluar, dibantu tarikan dari Bimo dan Ucil.
Lumpur terpercik ke mana-mana, tapi akhirnya Mimi berhasil keluar!
“Terima kasih… aku kira nggak bisa keluar tadi…” ucap Mimi sambil terisak lega.
Bimo tersenyum, “Kamu selamat karena kita kerja bareng.”
Ucil menambahkan, “Kadang, yang kecil seperti aku juga bisa bantu hal besar.”
Hari itu, mereka pulang dengan tubuh kotor, tapi hati penuh tawa dan persahabatan.