Episode 2: Lala dan Buku Ajaib

Hari itu hujan turun semalaman. Pagi harinya, udara hutan terasa segar dan basah.
Bimo duduk di bawah pohon rindang sambil menggambar di tanah.
Tiba-tiba terdengar suara lembut dari atas dahan.

“Hai Bimo, lagi apa?”
Itu suara Lala si burung hantu, si paling bijak di Hutan Ceria.

“Aku bosan. Mainan basah semua,” jawab Bimo cemberut.

Lala turun pelan-pelan, membawa sesuatu yang dibungkus daun pisang kering.
“Ini, aku bawa sesuatu yang spesial: buku ajaib,” bisik Lala.

Mata Bimo membesar. “Buku? Ajaib?”

Lala membuka bungkusannya. Di dalamnya ada buku tua dengan sampul kulit kayu.
“Buku ini bisa bicara, tapi hanya kalau kamu membaca dengan sabar dan pelan,” kata Lala sambil tersenyum.

Bimo membuka halaman pertama, lalu membaca perlahan.
Tiba-tiba huruf-huruf di halaman itu menyala, dan terdengar suara kecil:
“Terima kasih sudah membacaku dengan hati-hati…”

Bimo melompat kaget, lalu tertawa senang.
“Wah, ini keren banget!”

Lala tersenyum lebar. “Ingat, ilmu hanya datang pada yang sabar dan mau belajar.”

Sejak hari itu, Bimo sering duduk membaca bersama Lala. Hujan tak lagi membosankan