Episode 1: Suara Tawa dari Jauh

Kumo, seekor kura-kura kecil dengan cangkang hijau tua mengilap, tinggal di pinggiran hutan dekat danau. Setiap pagi, ia bangun lebih awal hanya untuk berjalan pelan ke arah rerumputan tinggi, mencari tempat yang cukup tersembunyi agar tak terlihat oleh hewan lain. Dari sana, ia duduk diam, menyaksikan kehidupan hutan dari kejauhan.

Di kejauhan, suara tawa terdengar nyaring. Lala si kelinci sedang berlomba lari dengan Riko si burung nuri dan Tiksi si tikus tanah. Kumo mengamati mereka dengan hati berdebar. Ia ingin ikut. Sangat ingin. Tapi pikirannya selalu dipenuhi pertanyaan: “Bagaimana kalau aku membuat kesalahan?”, “Bagaimana kalau mereka menertawakanku?”, “Bagaimana kalau aku tak tahu harus berkata apa?”

Ia pun menarik leher dan kaki masuk ke dalam cangkangnya, menyembunyikan diri dari dunia yang terasa begitu ramai dan cepat. Di dalam gelap cangkang itu, Kumo merasa aman, meski juga kesepian.

Hari demi hari berlalu. Teman-teman di hutan mulai menyadari bahwa Kumo selalu menghindar. “Kumo itu lucu ya, tapi kenapa nggak pernah main sama kita?” tanya Lala suatu hari. Riko mengangguk, “Dia pemalu. Tapi sepertinya dia selalu memperhatikan kita dari jauh.”

Di balik semak, Kumo mendengar itu. Untuk pertama kalinya, ia sadar bahwa ketidakhadirannya pun diperhatikan. Hatinya hangat, tapi juga cemas. “Mereka tahu aku ada… dan mereka tidak marah?” pikirnya.

Hari itu, Kumo pulang lebih lambat dari biasanya. Di dalam hatinya muncul sesuatu yang baru. Mungkin… mungkin aku bisa lebih dekat esok hari. Tidak ikut bermain, tapi cukup berdiri di dekat mereka. Mungkin, suara tawa itu akan terdengar lebih jelas.

Dan malam itu, saat bintang-bintang menyala di langit, Kumo menatapnya dengan harapan kecil: ia ingin berani. Walau sedikit.


Moral Episode 1:
Pentingnya mengenali rasa takut dalam diri sendiri adalah langkah pertama menuju keberanian. Tidak apa-apa merasa takut, tapi jangan biarkan itu menghalangi keinginan kita untuk bertumbuh.