DRAMA ANAK: CINDELARAS


🎭 Drama Anak: Cindelaras – Kejujuran yang Menang

Pengantar:

Drama Anak: Cindelaras – Kejujuran yang Menang mengangkat kisah legenda Jawa yang penuh dengan pelajaran tentang kebenaran, pengorbanan, dan kasih sayang. Dalam drama ini, Cindelaras, seorang anak yang lahir dari permaisuri utama yang difitnah, berusaha membuktikan bahwa ia adalah putra sah Raden Putra, raja Kerajaan Jenggala. Dengan bantuan ayam jantannya yang luar biasa, Cindelaras berjuang melawan fitnah dan meraih kebenaran. Kisah ini mengajarkan kita bahwa kebenaran pada akhirnya akan menang, meskipun ada banyak rintangan dan penghalang.


Adegan 1 – Raja Raden Putra dan Dua Permaisuri

(Latar: Istana Kerajaan Jenggala. Raja Raden Putra duduk di singgasana, dikelilingi dua permaisuri.)

Permaisuri Jahat (dengan wajah cemberut):
(berbisik kepada tabib palsu)
“Buatlah alasan, kita harus menyingkirkan permaisuri utama itu.”

Tabib Palsu:
“Baik, Tuanku. Aku akan melakukannya.”


Adegan 2 – Permaisuri Jahat Memfitnah Permaisuri Utama

(Latar: Kamar permaisuri utama. Permaisuri jahat terbaring berpura-pura sakit, dan tabib palsu berdiri di dekatnya.)

Tabib Palsu (berbicara serius kepada Raden Putra):
“Tuanku, penyakit permaisuri ini disebabkan oleh perbuatan permaisuri utama yang menggunakan ilmu hitam!”

Raden Putra (terkejut):
“Fitnah yang sangat besar! Pengawal! Segera buang permaisuri utama ke hutan! Biarkan ia mati di sana!”


Adegan 3 – Permaisuri Utama yang Tertuduh

(Latar: Permaisuri utama terperanjat dan menangis di depan Raja.)

Permaisuri Utama (menangis, sambil terisak):
“Tuanku, aku tidak bersalah! Tolong percayalah pada diriku.”

(Para pengawal datang dan memaksa membawa permaisuri utama keluar.)


Adegan 4 – Di Tengah Hutan, Permaisuri Utama Melahirkan Cindelaras

(Latar: Hutan belantara, malam hari. Permaisuri utama terjatuh lemah dan melahirkan.)

Permaisuri Utama (lemah dan kelelahan):
“Anakku… aku harus kuat. Demi anak ini, aku akan bertahan.”

(Suara tangisan bayi terdengar. Permaisuri utama memeluk bayinya.)


Adegan 5 – Cindelaras Tumbuh Besar

(Latar: Sebuah gubuk sederhana di hutan. Cindelaras, yang telah tumbuh menjadi anak laki-laki, bermain dengan ayam jantan yang perkasa.)

Cindelaras (sambil bermain dengan ayam):
“Wah, ayamku ini sangat kuat! Aku merasa dia berbeda dari ayam-ayam lain.”

(Ayam jantan berkokok dengan suara keras.)

Ayam Jantan (berkokok):
“Kukuruyuk! Kukuruyuk!
Cindelaras anak Raden Putra,
Ayamnya kuat luar biasa,
Mengalahkan semua lawannya!”


Adegan 6 – Cindelaras Tertanya-tanya tentang Ayamnya

(Latar: Di luar gubuk, Cindelaras merenung mendengar ayamnya berbicara.)

Cindelaras (berbicara pada ibunya):
“Bu, kenapa ayamku bisa berkata begitu? Apa maksudnya?”

Permaisuri Utama (meneteskan air mata):
“Anakku, kau adalah putra Raja Raden Putra, ayahmu yang dulu mengusirku karena fitnah.”


Adegan 7 – Cindelaras Menentukan untuk Mencari Ayahnya

(Latar: Gubuk sederhana. Cindelaras mengenakan pakaian perjalanan dan bersiap berangkat.)

Cindelaras (tegas):
“Aku akan menemui Ayah dan membuktikan bahwa kami tidak bersalah! Dengan ayamku, aku akan membuktikan semuanya!”


Adegan 8 – Cindelaras Menantang Adu Ayam

(Latar: Di tengah perjalanan, Cindelaras bertemu dengan beberapa pria yang sedang mengadu ayam.)

Pria 1 (menantang Cindelaras):
“Maukah kau ikut adu ayam dengan kami?”

Cindelaras (senyum percaya diri):
“Baiklah, tapi jika ayamku menang, kalian harus memberikan taruhan kalian!”

(Pertarungan ayam dimulai dan ayam Cindelaras menang dengan mudah.)


Adegan 9 – Kabar Ayam Ajaib Tersiar hingga Istana

(Latar: Istana Kerajaan Jenggala. Raden Putra mendengar kabar tentang anak muda yang memiliki ayam ajaib.)

Pembantu Istana:
“Baginda, ada anak muda yang ayamnya selalu menang dalam adu ayam. Ayamnya sangat luar biasa!”

Raden Putra (penasaran):
“Bawa anak itu ke hadapanku!”


Adegan 10 – Cindelaras Bertemu Raden Putra

(Latar: Istana Kerajaan Jenggala. Cindelaras, dengan penuh percaya diri, dibawa menghadap Raja Raden Putra.)

Raden Putra:
“Anak muda, apakah benar ayammu bisa mengalahkan semua lawannya?”

Cindelaras:
“Benar, Baginda. Jika Ayahanda berkenan, ayamku bisa diadu dengan ayam milik Raja.”


Adegan 11 – Pertarungan Ayam antara Cindelaras dan Raden Putra

(Latar: Arena adu ayam di istana. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam milik Raden Putra.)

Raden Putra:
“Baiklah, mari kita lihat seberapa hebat ayam jantanmu!”

(Pertarungan ayam berlangsung singkat, ayam Cindelaras menang telak.)


Adegan 12 – Ayam Cindelaras Berkokok Mengungkapkan Kebenaran

(Latar: Di hadapan Raden Putra, ayam Cindelaras berkokok dengan lantang.)

Ayam Jantan (berkokok):
“Kukuruyuk! Kukuruyuk!
Cindelaras anak Raden Putra,
Ayamnya kuat luar biasa,
Mengalahkan semua lawannya!”


Adegan 13 – Cindelaras Mengungkapkan Identitasnya

(Latar: Raden Putra terkejut mendengar kokokan ayam dan menatap Cindelaras.)

Raden Putra (terkejut):
“Siapa sebenarnya kau, anak muda?”

Cindelaras (tenang):
“Baginda, aku adalah Cindelaras, putra dari permaisuri utama yang dulu dibuang ke hutan karena fitnah.”


Adegan 14 – Kebenaran Terungkap

(Latar: Istana. Raden Putra melihat cincin yang dikenakan Cindelaras, dan memanggil pengawal.)

Raden Putra:
“Pengawal! Segera panggil permaisuri yang dulu kubuang!”

(Permaisuri utama datang, dan Raden Putra menatapnya dengan penuh penyesalan.)

Raden Putra:
“Maafkan aku, permaisuriku. Aku telah termakan fitnah dan melakukan kesalahan besar!”


Adegan 15 – Keluarga Bersatu Kembali

(Latar: Istana Kerajaan Jenggala. Raden Putra, permaisuri utama, dan Cindelaras berdiri bersama, tersenyum bahagia.)

Cindelaras:
“Kita akan hidup bahagia, Ayah, Ibu. Kebenaran telah menang!”

(Mereka berpelukan, ayam jantan berdiri di samping mereka.)


TAMAT