Semua berawal dari sebuah ide gila yang lahir di tengah kantin sekolah yang panas dan penuh aroma gorengan bekas minyak dua minggu.
“Gue bosen, sumpah. Sekolah kita ini udah kayak hutan belantara,” keluh Rima sambil nyuap nasi goreng bungkusan. “Tanaman mati, sampah nyelip di semak, bangku taman udah bisa masuk museum purbakala.”
Sita mengangguk cepat. “Iya! Dan yang lebih parah, mural sekolah itu… Astaga, katanya gambar pahlawan, tapi mirip hantu Jepang.”
Roni ikut bersuara sambil sketch-an bunga di bukunya. “Gimana kalau kita bentuk kelompok peduli lingkungan? Kita benerin taman, bersihin area sekolah, dan… ya, bikin sekolah kita keliatan kayak sekolah, bukan kayak tempat shooting film zombie.”
Adit yang masih ngunyah bakwan malah nyeletuk, “Kasih nama keren dong. Biar kekinian.”
Rima senyum licik. “Selingkuh.”
Tiga pasang mata langsung menatapnya tajam.
“Hah?!”
“SELINGKUH. Senang Lingkungan Hidup. Gimana? Nama yang bakal bikin orang penasaran, tapi isinya kegiatan mulia.”
Sita geleng-geleng. “Ini sih cari masalah.”
Dan benar saja.
Bu Pam, guru bahasa Indonesia yang punya radar sinyal gossip lebih kuat dari antena TV parabola, kebetulan duduk dua meja di belakang mereka saat rapat rahasia itu berlangsung.
Dia mendengar sepenggal percakapan:
“…jadi nanti kita kumpul jam enam pagi di taman belakang…”
“…harus ajak Pak Kino, biar makin semangat!”
“…jangan sampai ketahuan, ini gerakan selingkuh!”
Mata Bu Pam melebar. Kupingnya langsung berdiri seperti antena sinetron Indosiar tahun 2000-an.
“SELINGKUH?!”
“PAK KINO?!”
Mulailah dia menyusun teori konspirasi.
“Anak-anak zaman sekarang makin rusak. Selingkuh di usia remaja?! Dengan guru mapan yang berwajah tampan pula?! Astaghfirullah!” bisiknya panik sambil meraih buku catatan kecilnya yang penuh coretan kode rahasia bergaya detektif:S=Siapa pelakunya
E=Eh mereka ajak siapa?
L=Lokasi selingkuh?
I=Ingat-ingat bukti
N=Ngumpet di balik pot
G=Gimana kalau ketahuan?
K=Kejang jantung
U=Udah keterlaluan
H=Harus diusut sampai tuntas!
Dari situlah misi rahasia “Operasi Tangkap Basah” dimulai. Bu Pam mulai jadi penguntit profesional. Diam-diam ngintip dari balik jendela, ngumpet di bawah tangga, pura-pura bebersih perpustakaan sambil nguping.
Hari H pun tiba.
Pukul enam pagi, saat kebanyakan anak sekolah masih tidur dengan iler di bantal, pasukan SELINGKUH sudah bersiap di taman belakang sekolah. Mereka bawa cat warna-warni, pot-pot baru, bibit bunga, dan semangat berkobar-kobar.
“Lurusin bangkunya, Dit!”
“Gue lurusin dulu isi perut deh. Laper!”
Pak Kino, yang memang guru muda favorit murid-murid, datang dengan senyum seterang lampu taman baru.
“Wah, keren nih idenya. Kita mulai dari sudut belakang, ya. Ayo, buktikan kalau anak-anak zaman sekarang nggak cuma jago main medsos!”
Sementara itu…
Di balik semak berbentuk hati (yang anehnya mulai tumbuh liar), Bu Pam sudah siap dengan kamera HP, catatan kecil, dan… bantal duduk (karena dia tahu ini bakal lama).
“Hmm… mereka lagi cat bangku. Tapi… kok bawa bunga segala? Astaga, jangan-jangan… lamaran??!”
Tiba-tiba… satu pot besar jatuh tepat di sebelahnya.
“AAAAAKK!!!”
Semuanya menoleh.
Rima melotot. “Bu Pam?!”
Bu Pam berdiri kikuk, celananya kotor, rambutnya berantakan, dan wajahnya… merah seperti tomat kebanyakan pupuk.
“A-Aku… cuma lewat aja… pagi-pagi… olahraga ringan,” katanya sambil nyengir kaku.
Pak Kino menahan tawa. “Bu Pam, gabung aja. Lagi kerja bakti nih. Anak-anak ini keren banget lho. Namanya gerakan SELINGKUH—Senang Lingkungan Hidup.”
Bu Pam: loading…
Error 404: Malu Tak Ditemukan
Sejak hari itu, taman sekolah berubah total. Sudut-sudut yang dulu suram kini jadi spot foto favorit. Dinding sekolah punya mural warna-warni hasil karya Roni. Sita bahkan bikin tempat kompos kecil. Dan Adit? Dia sibuk jagain tanaman dari ayam nyasar sambil makan donat.
Bu Pam jadi pendukung garis keras gerakan SELINGKUH. Dia bahkan bikin slogan:
“Jangan Takut Selingkuh!
Kalau artinya Senang Lingkungan Hidup! 💚🌱”
Dan katanya… dia sekarang malah sedang merancang seragam resmi tim SELINGKUH. Warna hijau stabilo. Dengan tulisan besar di belakang:
“Gurumu juga Selingkuhan!”