Di sebuah SMP di pinggiran kota, terdapat seorang siswi bernama Najla. Dia dikenal sebagai anak yang ceria dan penuh semangat. Namun, di balik senyumnya yang manis, Najla menyimpan cita-cita besar untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan impian tersebut, Najla bertekad untuk membantu ibunya, seorang penjual makanan kecil, dengan berjualan lumpia isi pepaya mentah di sekolah.
Setiap pagi, sebelum berangkat sekolah, Najla dan ibunya akan bersama-sama menyiapkan bahan-bahan untuk lumpia. Ibunya mengajarinya cara membuat lumpia dengan isian pepaya mentah yang diserut halus dan dicampur sambal ikan yang menjadi andalan mereka. Sambal ikan buatan ibunya ini sangat khas, memiliki rasa pedas dan sedikit manis, membuat lumpia itu jadi begitu istimewa.
“Najla, kamu harus pastikan rasa sambalnya seimbang, ya. Jangan terlalu pedas, nanti temen-temenmu tidak suka,” kata ibunya sambil tersenyum. Najla mengangguk dan merasa bangga dapat belajar dari sang ibu.
Setelah semua siap, Najla memasukkan lumpia yang telah digulung dengan rapi ke dalam keranjang. Dengan semangat dan sedikit rasa gugup, dia berangkat ke sekolah dengan keranjang yang penuh lumpia di tangan. Dia menginginkan teman-temannya bisa merasakan makanan khas yang dibuatnya sendiri.
Sesampainya di sekolah, Najla langsung mencari tempat strategis di kantin. Saat bel istirahat berbunyi, dia mulai menawarkan lumpia isi pepaya kepada teman-temannya. “Lumpia pepaya isi sambal ikan, hanya 3 ribu rupiah!” teriak Najla dengan suara ceria.
Teman-temannya yang penasaran segera mendatangi dan mencoba lumpia yang dijual Najla. Setelah gigitan pertama, wajah mereka langsung bersinar. “Wow, enak banget! Ini unik!” kata salah satu temannya.
Najla sangat senang mendengar pujian itu. Setiap kali dia menjual lumpia, dia melihat betapa banyaknya teman-teman yang membeli, dan mereka semua tampak menikmati cita rasa yang segar. Berkat sambal ikan buatan ibunya yang istimewa, lumpia pepaya tersebut menjadi cepat laku keras.
Seiring berjalannya waktu, usaha Najla mulai dikenal di kalangan siswa lain. Dia menambah variasi lainnya, seperti menambahkan potongan cabai untuk yang suka pedas atau menyiapkan lumpia dengan tambahan saos. Keberanian Najla dalam berjualan membuatnya semakin percaya diri. Dia bahkan mulai berpikir untuk membuat brosur kecil untuk mempromosikan lumpia buatannya.
Najla mengumpulkan semua keuntungan yang didapatnya setiap hari dan menyisihkan sebagian untuk membantu ibunya. Selain itu, ia juga menyimpan uang untuk membayar biaya tambahan sekolah dan membeli buku pelajaran. Dengan semangatnya, Najla menunjukkan bahwa usaha kecil dapat memberikan dampak besar pada hidupnya.
Suatu hari, sekolah mengadakan acara bazar makanan. Najla berkesempatan untuk membuka lapak di bazar tersebut dan menjual lumpia isi pepaya. Dia dan ibunya bekerja sama menyiapkan semua bahan, dan hasilnya luar biasa! Setelah acara selesai, lumpia yang dijualnya laku habis dalam waktu singkat. Banyak orang yang berkomentar tentang rasanya yang enak dan unik.
Kepuasan yang Najla rasakan tidak hanya berasal dari penjualan, tetapi juga dari kebahagiaan saat melihat orang-orang menikmati makanan buatannya. Dia belajar bahwa kerja keras dan kreativitas dapat mengantarkannya pada kesuksesan.
Dari penjual lumpia, Najla tidak hanya membantu ibunya tetapi juga membangun kepercayaan diri dan meraih impian. Dia menginspirasi teman-temannya dengan tekad dan semangatnya, menunjukkan kepada mereka bahwa, meskipun sederhana, langkah kecil dapat membawa perubahan yang berarti. Dalam perjalanan meraih cita-cita, Najla telah menanamkan cinta dan rasa syukur dalam setiap gigitan lumpia pepaya yang dijualnya.