Semua bermula saat Jamal, ketua geng “Pecinta Ayam Tapi Setia pada Bebek”, lagi duduk di kantin bareng Nisa, Damar, dan Wulan. Mereka ngelihatin Pak Didi, guru olahraga yang baru, yang katanya killer, galak, dan… benci bebek goreng.
“Ada yang harus kita lakukan,” kata Jamal serius sambil nyeruput es teh.
“Kita nggak bisa biarin Pak Didi ngehapus menu bebek dari kantin,” bisik Nisa dengan mata berair.
“Dia udah ganti bebek kremes jadi tumis brokoli. Ini bentuk penjajahan gizi!” seru Wulan.
Damar buka binder rahasia berjudul besar:
“Operasi Bebek Baper”
(Bebek Adalah Pemersatu Rasa)
Tapi tanpa mereka tahu, kalimat “Operasi Bebek Baper” itu nyangkut di kuping Bu Lilis—guru BK paling hobi curiga dan paling suka pake lipstik warna neon pink. Dari kejauhan, Bu Lilis langsung nyalain radar gosipnya.
“Operasi? Bebek? Baper? Hmm… Jangan-jangan mereka mau balas dendam karena nilai jelek? Atau… atau ini kelompok emosional pecinta unggas?” pikir Bu Lilis dramatis, sambil ngetik laporan investigasi fiktif di Notes HP-nya.
Hari Sabtu, sekolah lagi sepi karena cuma ada kelas tambahan dan penjaga kantin yang lagi ngelap sendok.
Tapi dari belakang gudang olahraga, geng Bebek Baper mulai beraksi. Mereka bawa kardus besar isi balon bebek, banner bertuliskan “Jangan Usir Kami!”, dan… seekor bebek beneran bernama Si Ompong, hasil adopsi dari peternakan milik Om Damar.
“Cepet, bentang bannernya di depan ruang guru!” kata Jamal.
“Bebeknya mana?” tanya Nisa panik.
“Lari ke toilet!” jerit Damar.
Sementara itu, Bu Lilis dari ruang guru ngeliat gerakan mencurigakan ini dari balik tirai.
“ASTAGA! MEREKA NYULUT AKSI DEMO BEBEK!!!”
Tanpa pikir panjang, Bu Lilis langsung pencet tombol darurat (alias panggil Bu Retno lewat WA).
Sepuluh menit kemudian:
Guru-guru keluar ruang dengan ekspresi seperti siap perang. Pak Didi datang bawa peluit. Pak Tatang bawa serok sampah (buat jaga-jaga). Dan Bu Retno, tentu, muncul pakai jas panjang kayak detektif sinetron.
Banner terbentang.
Balon-balon bebek beterbangan.
Dan di tengah kekacauan itu…
Si Ompong nyelonong masuk ke ruang guru sambil ngeluarin suara “wek wek” super baper.
Lalu:
BLUK!
Bu Retno kepleset kena balon bebek.
Guru-guru panik.
Siswa kaget.
Bu Lilis nangis, “Saya kira ini aksi radikal anak-anak unggas!”
Sampai akhirnya Wulan buka suara.
“Bu… ini semua karena bebek di kantin diganti brokoli…”
Sunyi.
Pak Didi melongo.
Bu Retno pelan-pelan bangun dari lantai sambil megang pinggang.
Setelah semua dijelasin (termasuk asal-usul nama Si Ompong), guru-guru akhirnya… ketawa. Pak Didi ngakak paling keras. Ternyata, dia nggak benci bebek. Dia alergi kremesan.
Dan kantin pun mengembalikan menu bebek goreng, dengan catatan:
- Bebek harus bebas kremes.
- Si Ompong jadi maskot kantin tiap Jumat.
Bu Lilis? Malu setengah hidup.
Waktu pulang sekolah, ada yang tempel stiker di meja BK bertuliskan:
“Jangan buru-buru curiga, bisa-bisa bebek yang salah kena mental.”
Operasi Bebek Baper sukses.
Tapi jangan senang dulu…
Jamal sudah nyiapin proyek selanjutnya:
“Aksi Telur Misterius”
Tapi itu, Bro, buat episode berikutnya 😎🥚