Rudi berdiri di atas sawah, pandangannya mencapai horizon yang luas. Ia sedang bersama Kakek, nenek nya yang sangat dicintai. Kakek memegang sebuah sendok baja, sementara Rudi memegang sebuah bibit jagung.
“Kakek, kenapa kita harus menanam jagung?” tanya Rudi dengan rasa kekhawatiran.
“Ah, anakku, jagung adalah salah satu tanaman yang paling penting bagi kita,” jawab Kakek dengan wajah yang ceria. “Dengan menanam jagung, kita dapat memiliki makanan yang seimbang dan bergizi. Selain itu, jagung juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi kita.”
Rudi mengerti, tapi ia masih ragu-ragu. Kakek memberikan petunjuk kepada Rudi bagaimana cara menanam bibit jagung. Rudi mengikuti petunjuk Kakek dengan seksama.
Keduanya mulai menanam bibit jagung di sawah. Rudi merasa lebih santai setelah beberapa menit menanam. Ia mulai melihat hasilnya dan senang bahwa tanaman yang ditanamnya akan tumbuh dan menjadi panen.
Sambil menanam, Kakek memberikan cerita tentang masa lalu ketika dia masih muda dan menanam jagung bersama ayahnya. Cerita-cerita Kakek membuat Rudi menjadi lebih tertarik dan ingin mendengar lebih banyak lagi.
Setelah selesai menanam, keduanya pulang ke rumah dan beristirahat. Rudi tidak sabar untuk melihat tanaman jagung yang ditanamnya tumbuh dan menjadi panen.
Hari-hari berikutnya, Rudi selalu memantau perkembangan tanaman jagung di sawah. Ia lihat bagaimana tanaman tersebut tumbuh dan meningkat kualitasnya. Rudi merasa sangat gembira dengan hasilnya dan yakin bahwa ia telah belajar banyak dari Kakek.
Pada akhirnya, panen jagung tiba. Rudi dan Kakek pergi ke sawah untuk mengumpulkan hasil panen. Mereka mengumpulkan banyak biji jagung yang siap dipanen.
Rudi merasa sangat puas dengan hasil panen tersebut. Ia berterima kasih kepada Kakek karena telah membantu dia dalam menanam jagung dan memberikan cerita-cerita yang inspiratif.
Pengalaman ini membuat Rudi menjadi lebih bijak dan lebih percaya diri karena ia dapat memiliki hasil panen yang baik dengan usaha kerasnya sendiri.