Setelah menghabiskan hari yang menyenangkan di Kebun Binatang Ragunan, Lina dan keluarganya berencana untuk menginap di rumah pamannya di Pasar Rebo. Saat tiba di rumah, mereka disambut hangat oleh paman dan bibinya. Rumah pamannya terasa akrab dan nyaman, dan Lina segera merasa betah.
“Nak, kita akan menghabiskan malam di sini dan besok kita akan pergi ke Ancol!” ujar pamannya dengan semangat. Lina langsung melompat kegirangan.
“Yay! Aku tidak sabar untuk bermain di pantai dan melihat dunia bawah laut di Ocean Dream Samudera!” seru Lina dengan penuh semangat.
Setelah makan malam yang lezat dan berbincang-bincang tentang berbagai hal, anak-anak pun diminta untuk bersiap tidur. Lina menghabiskan waktu bersenda gurau dengan sepupunya, Dani, yang juga sangat excited tentang rencana ke Ancol. Mereka berdua berjanji akan bermain bersama di pantai dan bermain air sepuasnya.
“Malam ini kita tidur cepat ya, supaya besok bisa bangun pagi-pagi!” kata Dani.
Pagi harinya, suara ayam berkokok menandakan hari baru. Lina segera terbangun dengan semangat dan langsung mengingat rencana mereka untuk pergi ke Ancol. Ia bergegas mandi dan berpakaian dengan rapi. Ayah dan ibunya sudah siap di ruang tamu, sementara paman dan bibi sedang menyiapkan sarapan.
Setelah sarapan, mereka semua berkumpul untuk mengecek barang-barang yang dibawa. Paman memastikan semua barang penting seperti perlengkapan berenang, handuk, dan kamera telah dimasukkan ke dalam mobil. Begitu semuanya siap, mereka pun berangkat menuju Ancol.
Dalam perjalanan, Lina dan sepupunya tidak henti-hentinya mengobrol dan bercanda. Mereka membayangkan semua hal yang akan mereka lakukan di pantai. Ketika mobil melaju menuju Ancol, pemandangan indah laut dan pepohonan tropis mulai terlihat di kejauhan. Lina tidak sabar untuk merasakan pasir pantai di kakinya.
Setibanya di Ancol, mereka langsung menuju pantai. Lina terpesona melihat air biru yang jernih dan ombak yang berulang-ulang menyapu pantai. “Ayo kita bermain air!” teriak Lina penuh semangat.
Setelah berpindah ke area yang lebih dekat dengan air, mereka mulai bermain! Lina dan Dani melompat ke dalam air sambil tertawa menggeliat. Mereka juga membuat istana pasir yang besar, dibangun dengan penuh kreasi. Tak lama kemudian, mereka teringat untuk mengambil foto-foto kenangan yang menyenangkan.
—
Di pantai Ancol yang cerah, Lina dan sepupunya, Dani, begitu antusias untuk membuat istana pasir. Mereka berdua memegang ember dan sekop kecil, siap untuk mewujudkan istana impian mereka.
“Dani, ayo kita buat istana yang paling megah!” seru Lina sambil menggali pasir dengan semangat.
Dani mengangguk dan ikut menggali. Mereka bekerja sama, mengumpulkan pasir basah, lalu menumpuknya dan membentuk dinding, menara, dan bahkan jembatan mini untuk istana pasir mereka. Setiap kali mereka berhasil membentuk sesuatu, keduanya saling memberi tepuk tangan dan berteriak bahagia.
Sementara itu, di samping mereka, para orang tua duduk-duduk santai di kursi pantai sembari menikmati suasana. Ayah dan Ibu Lina melihat anak-anak mereka beraksi dari jauh dan tersenyum bangga. Ibu Lina mengambil segelas es kelapa muda yang sudah mereka beli sebelumnya. Aroma segar dari kelapa muda menguar dan sangat menyegarkan di tengah terik matahari.
“Ini enak sekali! Apakah kamu ingin mencoba?” tanya Ibu Lina kepada Bibi, sambil menyodorkan gelas berisi es kelapa muda.
Ternyata, Bibi sangat menyukai es kelapa muda itu. “Wah, ini segar! Di tengah cuaca panas seperti ini, ini adalah minuman yang sempurna,” jawab Bibi sambil tersenyum lebar.
Ayah Dani mengambil sedikit pasir laut dan mulai bermain-main dengan pasir tersebut. “Mau membantu anak-anak membuat istana pasir?” tanyanya, terlihat antusias.
Ibu Lina dan Bibi pun ikut bergabung. Mereka semua mulai membentuk pasir dan menambahkan hiasan dari kerang-kerang kecil yang ditemukan di pantai. Suasana jadi semakin meriah dengan tawa dan canda dari keluarga. Lina dan Dani merasa senang karena bisa berbagi momen berharga ini dengan orang tua mereka.
“Hai, lihat! Istana kita hampir selesai!” teriak Lina dengan bangga. Dani mengangguk setuju, dan mereka berdua melanjutkan pekerjaan mereka. Tak lama, istana pasir yang megah itu mulai terlihat, lengkap dengan bendera kecil dari sisa-sisa kertas minuman yang mereka temukan.
Setelah istana pasir selesai, Lina dan Dani merasa sangat puas dan bersenandung gembira. “Kita harus foto bareng dengan istana kita!” ajak Dani.
Dengan senang hati, mereka memanggil orang tua untuk bergabung. Semua orang berpose di depan istana pasir, dan Ibu Lina dengan cekatan mengambil foto. Mereka tertawa dan berkelakar saat berusaha agar terlihat lucu dan ceria di dalam foto.
Setelah berfoto, mereka semua duduk menikmati es kelapa muda yang menyegarkan sambil memandangi ombak yang berderu. Suasana hangat dan ceria membuat momen tersebut terasa begitu berharga.
“Liburan ini benar-benar luar biasa!” ucap Lina sambil menyandarkan kepala pada bahu ibunya, merasakan kebahagiaan yang mendalam. Semua orang setuju, tidak ada yang lebih penting daripada waktu yang dihabiskan bersama dan menciptakan kenangan indah di pantai.
Hari di Ancol itu ditutup dengan sunset yang cantik, memberikan warna oranye keemasan di langit. Keluarga Lina pulang ke rumah pamannya dengan hati yang penuh sukacita, siap untuk mengenang hari itu selamanya.
Setelah seharian bermain dan bersenang-senang, sore hari mereka bersantai di pantai menikmati makanan ringan seperti kelapa muda dan ikan bakar. Lina merasa sangat bahagia, bisa menghabiskan waktu dengan keluarga dan sepupunya.
“Ini adalah liburan terbaik yang pernah aku alami!” kata Lina sambil tersenyum lebar. Keluarganya pun setuju, dan mereka merasa puas dengan pengalaman yang telah didapatkan selama liburan ini.
Menjelang malam, mereka kembali ke rumah pamannya dengan kepenatan namun bahagia. Setiap momen yang mereka lalui di Pasar Rebo dan Ancol semakin mempererat hubungan keluarga mereka. Lina menyadari betapa berartinya waktu yang dihabiskan bersama orang-orang terkasih, dan ia berharap bisa membuat lebih banyak kenangan indah di masa depan.