CERPEN ANAK: BELI PEPAYA CALIFORNIA

Di sebuah desa yang asri, tinggallah seorang bocah bernama Raihan. Raihan adalah anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Suatu hari, saat pulang sekolah, ia mendengar teman-temannya berbicara tentang pepaya California yang baru saja dipasarkan di pasar dekat desa mereka. Pepaya California terkenal akan rasanya yang manis dan daging buah yang lembut.

“Wah, sepertinya enak sekali! Aku ingin mencobanya!” pikir Raihan.

Ia berlari pulang dengan semangat, berpikir tentang pepaya yang ingin dibelinya dari pasar. Sesampainya di rumah, ia langsung bertanya kepada ibunya. “Bu, bolehkah aku pergi ke pasar untuk membeli pepaya California? Teman-teman bilang itu enak sekali!”

Ibu Raihan tersenyum dan mengangguk, “Tentu, Nak. Tapi bawa uang saku yang kamu punya dan ingat untuk memilih yang bagus.”

Setelah memastikan ia memiliki cukup uang saku, Raihan mengenakan sandal dan bergegas pergi ke pasar. Di pasar, suasananya ramai dengan orang-orang yang berjualan dan membeli berbagai macam bahan makanan. Raihan berjalan-jalan, mengamati dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu.

Akhirnya, ia menemukan meja penjual buah. Di situ, ia melihat aneka buah-buahan segar, termasuk beberapa buah pepaya California yang berwarna kuning cerah. “Wah, itu dia! Pepaya California!” serunya dalam hati.

Raihan mendekati penjual buah dan meminta, “Pak, bolehkah saya melihat pepaya California itu?”

Penjual itu tersenyum dan mengambilkan beberapa buah pepaya untuk diperlihatkan kepada Raihan. “Silakan, pilih yang kamu suka. Pepaya ini sudah matang dan manis,” ujarnya.

Raihan memeriksa satu per satu, meraba-raba daging buahnya yang lembut. Ia ingat nasihat ibunya untuk memilih yang bagus. Akhirnya, ia menemukan pepaya yang ukurannya sedang dan warnanya cerah. “Saya pilih yang ini, Pak. Berapa harganya?” tanyanya.

“Rp 15.000, Nak,” jawab penjual.

Raihan menghitung uangnya, dan setelah memastikan bahwa ia cukup untuk membelinya, ia menyerahkan uang itu kepada penjual. “Ini, Pak,” kata Raihan.

Setelah menerima pepaya dan mengucapkan terima kasih kepada penjual, Raihan pulang dengan hati yang penuh kegembiraan. Setibanya di rumah, ia menunjukkan pepaya California yang dibelinya kepada ibunya. “Bu, lihat! Aku berhasil membeli pepaya ini sendiri!” serunya dengan bangga.

Ibu Raihan tersenyum dan mengelus kepala Raihan. “Bagus sekali, Nak! Mari kita potong dan coba rasanya sekarang juga.”

Raihan membantu ibunya menyiapkan pisau dan piring. Mereka memotong pepaya yang berwarna kuning cerah itu. Aroma segar buah pepaya langsung tercium. Akhirnya, mereka menikmati potongan pepaya itu bersama-sama.

“Hmm, enak sekali! Manis dan juicy!” Raihan berseru dengan senang. Ibu juga ikut mencicipi dan mengangguk setuju. “Kamu sudah memilih dengan baik, sayang.”

Setelah selesai makan, Raihan merasa bangga. Ia tidak hanya bisa menikmati pepaya California yang manis, tetapi juga merasa senang bisa membeli buah itu dengan usaha dan kerjanya sendiri. Hari itu menjadi pelajaran berharga baginya tentang pentingnya memilih dengan bijak dan menikmati hasil kerja keras.

Dari hari itu, Raihan bertekad untuk lebih sering membantu ibunya di pasar. Siapa tahu, akan ada pepaya California lain yang bisa ia beli lagi, dan mungkin buah-buahan lainnya yang juga menarik untuk dicoba. Raihan pun mengakhiri harinya dengan senyum lebar, penuh kebahagiaan dari petualangan kecilnya yang sederhana tetapi berarti.