Di zaman yang lampau, di kota megah Baghdad, terdapat seorang raja yang bijaksana bernama Harun al-Rashid. Ia dikenal karena kearifannya dan keadilannya dalam memerintah. Di sekelilingnya, banyak menteri dan penasihat yang setia, tetapi di antara mereka, terdapat seorang menteri bernama Ja’far yang sangat dihormati.
Suatu malam, saat raja sedang bersama Ja’far, seorang tukang kebun yang penuh rasa cemas datang dengan berita yang mengejutkan. Ia mengklaim bahwa ia telah menemukan sebuah benda berharga—sebuah apel yang sangat indah dan istimewa. Sayangnya, ia juga mengungkapkan bahwa ia tidak bisa menjelaskan asal usul apel itu dan mengkhawatirkan bahwa itu adalah tanda dari sesuatu yang buruk.
Pencarian Apel
Raja Harun al-Rashid memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh dan memanggil semua penduduk Baghdad untuk memberikan informasi tentang apel tersebut. Ia berjanji bahwa siapa pun yang dapat mengungkapkan kenyataan di balik apel itu akan mendapatkan hadiah besar.
Setelah proses penyelidikan yang panjang, terungkaplah bahwa apel itu sebenarnya adalah bagian dari rencana jahat seorang raja jahat di luar Baghdad yang berharap untuk menghancurkan reputasi Raja Harun. Raja itu berniat membunuh raja kita dan merusak kerajaannya.
Pengkhianatan dan Pembunuhan
Namun, dalam perjalanan penyelidikan, misteri ini membawa Raja Harun al-Rashid kepada pengkhianatan yang lebih mendalam. Ternyata, seorang pelayan istana yang dipercaya telah berkolusi dengan musuh dan memberikan informasi yang salah kepada raja. Pelayan itu merencanakan sebuah konspirasi untuk membunuh raja.
Sementara itu, saat penyelidikan berlanjut, Raja Harun mengetahui bahwa salah satu istri tercintanya, Zubaida, terlibat dalam pengkhianatan ini. Dia menemukan bukti bahwa apel itu bukan hanya apel biasa; ia membawa pesan dari istri perjalanan Zubaida dengan raja musuh, memberikan harapan untuk mendapatkan kembali kekuasaan.
Dengan sakit hati dan kemarahan, Raja Harun al-Rashid mengetahui bahwa dia harus menegakkan keadilan. Dia mengumpulkan semua anggota istana dan mengundang penasihatnya, Ja’far, untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Ja’far adalah orang yang memberi nasihat dan keputusan bijak.
Keadilan Ditegakkan
Raja Harun memutuskan untuk memberikan kesempatan bagi Zubaida dan pelayan untuk menjelaskan diri mereka. Dalam pengadilan, Zubaida mengklaim bahwa dia tidak tahu tentang rencana jahat itu dan berusaha membela diri. Namun, bukti yang diajukan sangat kuat dan menyakitkan, dan Zubaida tidak dapat menghindari tuduhan tersebut.
Mendapati situasi yang sulit ini, Raja Harun merasa tertangkap antara cinta dan pengkhianatan. Akhirnya, Ja’far memberi saran bahwa untuk menegakkan keadilan, mereka perlu memberlakukan hukuman yang setimpal. Namun, dia juga menambahkan bahwa berdasarkan tradisi, raja harus mempertimbangkan ampunan jika ada tanda penyesalan yang tulus.
Raja Harun memutuskan untuk memberikan kesempatan terakhir kepada Zubaida, memberi waktu baginya untuk menunjukkan penyesalan yang tulus. Dalam momen tersebut, Zubaida dengan hati yang hancur mengakui kesalahannya dengan air mata, berjanji bahwa dia tidak akan pernah lagi terlibat dalam pengkhianatan. Raja Harun tergerak oleh pidatonya dan keputusan yang sangat sulit harus diambil.
Akhir dari Cerita
Setelah berpikir panjang, Raja Harun memutuskan untuk mengampuni Zubaida, tetapi menyatakan bahwa pelayan yang bersikap jahat harus dihukum. Dengan keputusannya itu, Harun menunjukkan bahwa meskipun cinta dapat membawa seseorang ke dalam kesulitan, keadilan tetap harus ditegakkan.
Cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya kepercayaan, pengkhianatan, dan konsekuensi dari tindakan kita. Dalam kehidupannya yang penuh liku, Raja Harun al-Rashid menunjukkan bahwa keadilan harus bisa seimbang dengan kasih sayang, dan bahwa semua tindakan akan membawa hasil sesuai dengan niat di baliknya.
Dengan keputusannya ini, raja kembali ke jalan yang baik, siap untuk menghadapi tantangan baru, memiliki pelajaran penting tentang kepercayaan dan keadilan dalam hati dan pikirannya.
Kisah “The Story of the Three Apples” menggambarkan hukum pengkhianatan, cinta, dan keadilan yang saling terkait dalam pengaturan yang dalam, dan mengingatkan kita untuk selalu berfokus pada kebenaran dan integritas dalam tindakan kita.