Babak 6: Reaksi Dunia dan Tantangan Awal

Latar: 18–20 Agustus 1945. Hari-hari pertama setelah proklamasi. Jakarta, markas militer Jepang, kantor berita Domei, serta ruang rapat PPKI yang diam-diam tetap berlangsung.

⛰️ Tata Panggung:

  • Kiri: Kantor berita Domei (sekarang Antara) — suasana sibuk, wartawan gelisah.
  • Tengah: Markas militer Jepang — meja besar, peta Jepang dan Indonesia, perwira Jepang mondar-mandir.
  • Kanan: Ruang rapat PPKI — Soekarno, Hatta, dan tokoh nasionalis lainnya duduk serius, lembaran kertas dan naskah Undang-Undang.

👤 Tokoh:

  • Soekarno
  • Mohammad Hatta
  • Tadashi Maeda
  • Wartawan Domei: Adam Malik
  • Sutan Sjahrir
  • Ki Bagus Hadikusumo
  • Otto Iskandardinata
  • Perwira Jepang
  • Narator

🎙️ Adegan Dimulai:

(Panggung kiri. Kantor berita Domei. Adam Malik dan rekan-rekannya berusaha mengirim berita proklamasi ke luar negeri.)

ADAM MALIK
(cemas)
Berita ini harus sampai ke dunia. Tapi Jepang sudah menyegel alat komunikasi!

WARTAWAN 2
Kalau perlu, kita pakai jalur bawah tanah. Dunia harus tahu Indonesia sudah merdeka!


(Pindah ke tengah. Markas Jepang. Seorang perwira Jepang membanting berkas.)

PERWIRA JEPANG
Gerakan ini tak sah! Proklamasi tanpa izin Kaisar adalah pemberontakan!

MAEDA
(tenang tapi tegas)
Anda boleh menyebutnya apapun. Tapi rakyat sudah menentukan nasibnya sendiri. Saya tak akan menindak.


(Pindah ke kanan. Rapat PPKI berjalan. Soekarno dan Hatta tampak letih tapi tetap semangat.)

SOEKARNO
(berbicara tegas)
Kita tidak bisa hanya berteriak merdeka. Kita harus bentuk negara. Hari ini, kita sahkan Undang-Undang Dasar.

KI BAGUS
(tunduk)
Dengan nama Tuhan, mari kita lahirkan dasar negara ini…

SJAHRIR
Dan jangan lupa. Dunia luar tidak percaya jika ini hanya pengumuman. Kita harus segera mengisi pemerintahan dan bertindak layaknya negara berdaulat.


🔁 Adegan Silang:

  • Sisi kiri: Adam Malik mengelabui pengawas Jepang, berhasil mengirim berita melalui radio gelap.
  • Sisi kanan: Soekarno membacakan Piagam Jakarta, suasana tegang saat ada perdebatan tentang sila pertama.

HATTA
(meyakinkan)
Kita kompromi demi persatuan. Tambahkan kata ‘dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.’


🎵 Musik Latar:

Ketegangan dipadukan dengan semangat orkes perjuangan yang perlahan membangun klimaks.


NARATOR

“Kemerdekaan bukanlah titik akhir. Ia awal dari perjuangan panjang dan sunyi: meyakinkan dunia bahwa negeri ini benar-benar lahir. Dan itu dimulai dari meja rapat, bukan medan perang.”


(Cahaya mengecil. Terakhir terlihat siluet Soekarno dan Hatta menatap peta Indonesia. Pelan-pelan lampu padam.)


BABAK BERAKHIR