Babak 6: Api di Surabaya

Latar: Hari-hari setelah insiden Hotel Yamato. Semangat rakyat berkobar. Surabaya membara dalam gairah perjuangan. Namun, penjajah tak tinggal diam. Ancaman balasan mulai membayang.


🎥 Tata Panggung:

  • Kiri: Posko BKR dengan peta, senjata rakitan, dan pemuda yang sibuk
  • Tengah: Jalanan Surabaya – rakyat bekerja sama menjaga kota
  • Kanan: Markas tentara Sekutu dan NICA, konspirasi dan rencana balasan
  • Atas panggung: Bayangan bendera merah putih berkibar, menyimbolkan kemenangan sementara

👥 Tokoh-Tokoh:

  • Letda Suroso – Pemimpin BKR
  • Harun & Sidik – Kini simbol perlawanan
  • Bu Lestari – Ibu penjual makanan, menyimbolkan rakyat kecil
  • Tentara Sekutu & Perwira NICA
  • Narator

🎬 ADEGAN DIMULAI:

Adegan 1: Suasana Posko Rakyat

(Di kiri panggung. Letda Suroso menunjuk peta. Harun dan Sidik membantu menyiapkan senjata rakitan. Di luar, pemuda membuat palang jalan.)

LETD. SUROSO:
Mereka akan datang lagi. Tapi kali ini kita tak akan membiarkan mereka menginjak tanah kita semaunya.

HARUN:
Seluruh kampung sudah siap. Dari Tunjungan sampai Simokerto, rakyat bersatu.

SIDIK (tertawa kecil):
Kita ini… republik rakyat. Kalau tak punya peluru, kita lempar batu.


Adegan 2: Rakyat yang Tak Takut

(Tengah panggung. Bu Lestari mengantar makanan ke posko. Pemuda menyambutnya.)

BU LESTARI:
Nak, ibu tak bisa bawa senjata. Tapi perut kalian harus tetap kenyang. Surabaya ini rumah kita semua.

PEMUDA 1:
Ibu… Ibu lebih kuat dari kami semua.

(Mereka saling tersenyum. Di latar belakang, anak-anak kecil melukis bendera merah putih di tembok.)


Adegan 3: Markas Sekutu

(Kanan panggung. Perwira NICA dan tentara Sekutu berdiskusi panas. Mereka kesal atas kekalahan simbolik.)

PERWIRA NICA:
Ini bukan sekadar bendera yang robek. Ini penghinaan terhadap kekuasaan Belanda!

TENTARA SEKUTU:
Kami ke sini untuk menerima penyerahan Jepang. Bukan bertarung melawan rakyat yang bersenjata bambu.

PERWIRA NICA:
Kalau perlu, bakar seluruh kota ini! Surabaya harus tunduk!


🎵 Musik dan Cahaya:

Cahaya mulai memerah. Musik latar bernuansa genting. Terdengar suara radio rakyat yang mengobarkan semangat dan laporan bahwa lebih banyak tentara asing bersiap mendarat di Surabaya.


📜 Narator Menutup Babak:

NARATOR (suara latar):

Merah-putih sudah berkibar di atap Yamato. Tapi kemenangan belum usai. Dendam kolonial sedang disusun. Dan Surabaya… bersiap menjadi api pertama dari Revolusi yang tak bisa dipadamkan.


BABAK BERAKHIR