Latar: Hari-hari setelah insiden Hotel Yamato. Semangat rakyat berkobar. Surabaya membara dalam gairah perjuangan. Namun, penjajah tak tinggal diam. Ancaman balasan mulai membayang.
🎥 Tata Panggung:
- Kiri: Posko BKR dengan peta, senjata rakitan, dan pemuda yang sibuk
- Tengah: Jalanan Surabaya – rakyat bekerja sama menjaga kota
- Kanan: Markas tentara Sekutu dan NICA, konspirasi dan rencana balasan
- Atas panggung: Bayangan bendera merah putih berkibar, menyimbolkan kemenangan sementara
👥 Tokoh-Tokoh:
- Letda Suroso – Pemimpin BKR
- Harun & Sidik – Kini simbol perlawanan
- Bu Lestari – Ibu penjual makanan, menyimbolkan rakyat kecil
- Tentara Sekutu & Perwira NICA
- Narator
🎬 ADEGAN DIMULAI:
Adegan 1: Suasana Posko Rakyat
(Di kiri panggung. Letda Suroso menunjuk peta. Harun dan Sidik membantu menyiapkan senjata rakitan. Di luar, pemuda membuat palang jalan.)
LETD. SUROSO:
Mereka akan datang lagi. Tapi kali ini kita tak akan membiarkan mereka menginjak tanah kita semaunya.
HARUN:
Seluruh kampung sudah siap. Dari Tunjungan sampai Simokerto, rakyat bersatu.
SIDIK (tertawa kecil):
Kita ini… republik rakyat. Kalau tak punya peluru, kita lempar batu.
Adegan 2: Rakyat yang Tak Takut
(Tengah panggung. Bu Lestari mengantar makanan ke posko. Pemuda menyambutnya.)
BU LESTARI:
Nak, ibu tak bisa bawa senjata. Tapi perut kalian harus tetap kenyang. Surabaya ini rumah kita semua.
PEMUDA 1:
Ibu… Ibu lebih kuat dari kami semua.
(Mereka saling tersenyum. Di latar belakang, anak-anak kecil melukis bendera merah putih di tembok.)
Adegan 3: Markas Sekutu
(Kanan panggung. Perwira NICA dan tentara Sekutu berdiskusi panas. Mereka kesal atas kekalahan simbolik.)
PERWIRA NICA:
Ini bukan sekadar bendera yang robek. Ini penghinaan terhadap kekuasaan Belanda!
TENTARA SEKUTU:
Kami ke sini untuk menerima penyerahan Jepang. Bukan bertarung melawan rakyat yang bersenjata bambu.
PERWIRA NICA:
Kalau perlu, bakar seluruh kota ini! Surabaya harus tunduk!
🎵 Musik dan Cahaya:
Cahaya mulai memerah. Musik latar bernuansa genting. Terdengar suara radio rakyat yang mengobarkan semangat dan laporan bahwa lebih banyak tentara asing bersiap mendarat di Surabaya.
📜 Narator Menutup Babak:
NARATOR (suara latar):
Merah-putih sudah berkibar di atap Yamato. Tapi kemenangan belum usai. Dendam kolonial sedang disusun. Dan Surabaya… bersiap menjadi api pertama dari Revolusi yang tak bisa dipadamkan.
BABAK BERAKHIR