Babak 5: Mendaki Atap, Merobek Langit Penjajahan

Latar: Malam tanggal 18 September 1945. Situasi memuncak. Sekelompok pemuda berani mulai merayap naik ke atap Hotel Yamato, tempat bendera Belanda berkibar menantang.


🎥 Tata Panggung:

  • Kiri: Jalanan depan hotel yang penuh dengan kerumunan massa
  • Tengah: Dinding hotel dengan tangga darurat dan balkon, memungkinkan adegan panjat
  • Kanan: Atap hotel dengan tiang bendera yang berkibar merah-putih-biru
  • Bawah panggung: Narator dan alunan musik gamelan bercampur genderang revolusi

👥 Tokoh-Tokoh:

  • Harun – Pemuda nekat dan pemberani
  • Sidik – Rekannya, cerdik dan loyal
  • Penjaga hotel – Orang Belanda, bersenjata
  • Rakyat Surabaya – Mengelilingi hotel, bersorak dan menyemangati
  • Narator

🎬 ADEGAN DIMULAI:

Adegan 1: Di Kaki Hotel

(Kerumunan massa bersorak. Harun dan Sidik menyusup ke balik bangunan. Letda Suroso memberi kode.)

LETD. SUROSO:
Kita tidak bisa menunggu lagi. Waktu milik kita. Surabaya melihat ke atas… mari beri mereka harapan.

(Harun dan Sidik mengangguk. Mereka mulai memanjat tangga darurat dengan sigap.)


Adegan 2: Tangga Menuju Atap

(Lampu fokus pada bagian tengah panggung. Harun dan Sidik merayap pelan. Musik tegang dan denting suara gamelan mengiringi.)

SIDIK (berbisik):
Kau yakin ini jalan tercepat?

HARUN:
Kalau bukan sekarang, kapan lagi kita rebut harga diri kita?

(Tiba-tiba, seorang penjaga muncul dengan senjata.)

PENJAGA BELANDA (berteriak):
Hei! Berhenti! Turun atau kutembak!

(Sidik melemparkan benda ke arah penjaga, membuatnya kehilangan keseimbangan. Harun menubruknya. Penjaga terjatuh.)

HARUN:
Cepat! Kita harus sampai sebelum mereka sadar!


Adegan 3: Di Atap – Momen Bersejarah

(Lampu terang menyorot atap. Bendera Belanda berkibar gagah. Harun dan Sidik muncul dari sisi kanan, ngos-ngosan.)

SIDIK (menghampiri tiang):
Lihat! Ini dia… kain yang menginjak-injak harga diri kita.

(Mereka menarik tali bendera. Suara gesekan tiang terdengar. Bendera turun perlahan. Harun mengambil pisau kecil dari ikat pinggang.)

HARUN (dengan penuh tekad):
Yang kita perlukan… hanya MERAH dan PUTIH.

(Dengan gerakan tegas, Harun merobek bagian biru dari bendera. Suara robekan menggema. Sidik memegang bendera merah putih hasil robekan.)

SIDIK:
Ini… untuk Surabaya. Untuk Indonesia!

(Mereka kembali mengibarkan bendera merah putih. Kerumunan di bawah bersorak gegap gempita.)


🎵 Musik dan Cahaya:

Tiba-tiba panggung terang benderang. Genderang dipukul keras. Musik kemenangan mengalun. Lampu menyorot bendera merah putih berkibar gagah di atap Hotel Yamato.


📜 Narator Menutup Babak:

NARATOR (suara latar):

Dua anak muda. Satu atap hotel. Satu bendera sobek. Tapi dari sobekan itulah lahir sebuah kebanggaan: Indonesia tak akan pernah tunduk lagi. Langit Surabaya… kini merah dan putih.


BABAK BERAKHIR