Babak 2: Kedatangan Sekutu dan Provokasi NICA

Latar: Minggu kedua September 1945. Pelabuhan Tanjung Perak dan pusat kota Surabaya. Kapal Sekutu mulai berdatangan, disusul dengan gerakan licik NICA di bawah bayang-bayang misi Sekutu.


🎥 Tata Panggung:

  • Kiri: Pelabuhan Tanjung Perak, digambarkan dengan jembatan, tali kapal, dan suara ombak.
  • Tengah: Jalanan kota, rakyat mulai waspada.
  • Kanan: Hotel Yamato di kejauhan, bendera merah putih masih berkibar di puncaknya.

👥 Tokoh Baru yang Muncul:

  • Kapten Mallaby, perwira Inggris yang memimpin pasukan Sekutu
  • Van der Plas, perwakilan sipil NICA yang bersikap arogan
  • Letda Suroso, wakil dari Barisan Keamanan Rakyat (BKR)
  • Penerjemah Jepang (netral, tapi ketakutan)

🎬 ADEGAN DIMULAI:

Adegan 1: Pelabuhan Tanjung Perak

(Lampu menyala. Suara kapal terdengar. Pemuda-pemuda berdiri mengawasi dari kejauhan.)

HARUN:
Itu… itu bukan kapal biasa. Bendera Inggris, tapi lihat seragam yang turun. Ada juga yang pakai tanda Belanda!

SIDIK:
NICA ikut di belakang Sekutu. Aku dengar mereka mengaku akan bantu “mengamankan” Indonesia. Hah. Pengkhianat!

(Kamera fokus ke Kapten Mallaby dan Van der Plas yang turun dari kapal.)

KAPTEN MALLABY:
(berbicara tenang tapi tegas)
Kami datang atas nama Perdamaian. Misi kami: melucuti Jepang.

VAN DER PLAS:
Dan… memastikan keamanan penduduk Eropa dan aset-aset pemerintahan Belanda.

(Pemuda-pemuda berbisik dengan geram.)


🎭 Adegan 2: Kota Menegang

(Di pusat kota. Warga melihat kendaraan militer Sekutu berlalu. Sebagian membawa bendera Belanda kecil.)

BU RUKIYAH:
Apa ini?! Mereka datang lagi? Belanda? Belanda lagi?!

PAK HASAN:
Mereka pikir kita akan diam. Padahal kita sudah punya negara!

ANAK MUDA:
Lihat itu, di truk mereka… bendera merah putih biru! Bukan bendera kita!


🎭 Adegan 3: Pertemuan Tegang

(Di sebuah ruang pertemuan. Letda Suroso dan perwakilan BKR bicara dengan Mallaby dan Van der Plas.)

LETD. SUROSO:
Kami sambut Sekutu bila benar datang untuk perdamaian. Tapi jika membawa Belanda kembali, itu artinya perang.

VAN DER PLAS:
(kesal dan arogan)
Negara kalian? Kalian ini hanya wilayah yang sempat dikuasai Jepang!

KAPTEN MALLABY:
Tuan Van der Plas, cukup. Kita tidak ingin pertumpahan darah. Surabaya adalah kota penting. Jaga agar tetap tenang.

(Letda Suroso keluar dengan rahang mengeras. Ia bertemu Harun dan Sidik.)

LETD. SUROSO:
Mereka belum mundur. Dan mereka belum menyerah.

HARUN:
Kalau begitu… kita juga belum selesai.


🎵 Musik dan Cahaya:

Nada-nada mencekam mulai masuk. Lampu meredup. Suara radio dari berbagai penjuru mengabarkan bahwa Sekutu mulai mendarat di beberapa kota. Aura bahaya menyelimuti panggung.


📜 Narator Menutup Babak:

NARATOR (suara latar):

Sekutu berkata mereka datang untuk damai. Tapi di belakang punggung mereka, NICA bersiap membangun kekuasaan lama. Surabaya, kota para pemberani, tahu: ini bukan sekadar kedatangan. Ini adalah penjajahan yang menyaru.


BABAK BERAKHIR