Latar: Ruang gelap di stasiun luar angkasa milik Konsorsium Bayangan. Dinding logam memantulkan cahaya redup. Di tengah panggung, meja bundar dengan hologram jagat menyala. Musik latar bernada rendah dan menusuk.
(Masuk MELINDA, memakai jubah hitam elegan berhiaskan perak. Disusul oleh tiga tokoh lain: GENERAL ZARFA (wajah tertutup topeng), JENDRAL NUKRA (suku Mars Lama), dan PERWIRA ELARA (mantan prajurit bumi). Mereka duduk mengitari meja.)
MELINDA:
(berdiri, menatap proyeksi)
Pewaris Cahaya itu masih hidup.
Dan dia telah melewati gerbang Ruwat.
GENERAL ZARFA:
(suara dingin dan pelan)
Maka waktunya mempercepat kebangkitan Duryatma.
Jagat tak bisa lagi menunggu.
JENDRAL NUKRA:
(membanting tangan ke meja)
Tapi jika Arya Sagara berhasil…
Ia bisa membangkitkan Senjata Cakrawala.
Senjata yang hanya bisa digunakan oleh darah murni Purwacitra.
PERWIRA ELARA:
Maka kita bunuh dia.
Sebelum ia sadar seberapa besar kekuatan dalam dirinya.
MELINDA:
(berjalan mengelilingi meja, suaranya tenang tapi menusuk)
Tidak.
Kita tak perlu membunuhnya sekarang.
Biarkan dia datang… biarkan dia merasa menang…
Lalu kita patahkan dia dari dalam.
GENERAL ZARFA:
Kau masih punya celah dalam hatinya?
MELINDA:
(melirik tajam, senyum tipis)
Luka yang dalam… selalu punya suara.
Dan aku adalah suara itu.
(Mereka semua tertawa pelan, seperti gema kegelapan. Tiba-tiba, layar hologram berubah—menampilkan Arman Priatama yang sedang mempersiapkan pertahanan di Bumi.)
PERWIRA ELARA:
Arman. Masih setia menjaga planet yang akan dibakar.
JENDRAL NUKRA:
Seharusnya dulu dia kita habisi bersama ayahnya.
GENERAL ZARFA:
Tapi ia memilih membelot… demi cinta yang memudar.
MELINDA:
Cinta itu belum mati…
Hanya terkubur.
Dan aku tahu di mana makamnya.
(Lampu mulai meredup. Musik mulai naik perlahan, seperti genderang perang.)
MELINDA (berdiri tegak, menatap ke langit-langit):
Buka portal ke titik Langit Retak.
Biarkan Duryatma menghirup nafas pertama.
Dan biarkan aku menyambutnya… dengan darah.
(Lampu padam. Suara Duryatma menggeram, seakan menyambut panggilan dari kejauhan.)