Latar: Lorong waktu berupa kubah energi berputar di panggung tengah. Latar belakang gelap dengan efek cahaya biru dan ungu berputar pelan. Terdengar suara seperti arus listrik dan dengungan kosmik.
(Masuk sosok misterius: MBAH SANDIKA, penjaga lorong waktu, berjubah kain tenun bercampur logam, mata menyala merah samar. Di tangan kirinya tongkat kayu bercahaya.)
MBAH SANDIKA:
(berdiri di tengah panggung, angin buatan meniup jubahnya)
Sudah seribu siklus waktu aku berjaga…
Tapi malam ini… malam ini aku mencium bau bencana…
Bayangan yang terkunci di antara dimensi… mulai bergerak!
(Cahaya berkedip. Layar holografik memperlihatkan siluet besar seperti raksasa bertanduk bangkit perlahan dari kubur galaksi)
MBAH SANDIKA:
(berbisik tegas)
Duryatma…
Penghancur tujuh planet…
Penyesat tujuh dinasti…
(Suara dalam efek gema, datang dari sisi kiri panggung. Sosok DURYATMA muncul samar—setengah hologram, setengah aktor bersiluet.)
DURYATMA:
(gemanya menggetarkan panggung)
Waktu telah retak, wahai penjaga renta…
Aku bangkit bukan untuk kehancuran…
Tapi untuk menuntut warisan yang dicuri dariku!
MBAH SANDIKA:
(tegas, berdiri tegak)
Warisan hanya untuk mereka yang mampu menanggung cahaya!
Kau, Duryatma, hanya membawa malam tanpa bulan!
(DURYATMA tertawa keras, lalu menghilang dalam asap hitam. Hujan cahaya merah turun sesaat.)
(Masuk ARYA SAGARA, pemuda tangguh dengan pakaian pertempuran galaksi: paduan baju besi tradisional Jawa dan armor futuristik. Ia bersujud di depan Mbah Sandika.)
ARYA SAGARA:
Eyang… aku merasakan panggilan itu.
Langit berbicara dalam mimpiku.
Apakah aku… anak dari bintang itu?
MBAH SANDIKA:
(menatap dengan mata merah bersinar)
Kau adalah api dari cahaya terakhir, Arya Sagara.
Tapi warisan bukan anugerah…
Itu kutukan…
Yang hanya bisa ditebus dengan luka dan kesetiaan.
(Cahaya panggung membentuk garis bintang di atas kepala Arya. Gendhing campuran metal dan gamelan mulai mengalun)
NARATOR (suara off):
Dan di tengah lorong waktu yang bergelombang,
seorang pemuda pun mengikatkan nasibnya pada langit.
Tapi takdir… belum selesai menguji.
(Lampu perlahan padam. Musik berhenti. Adegan selesai.)