8. Kancil dan Kera di Pulau Terapung

Pada suatu hari yang cerah, Kancil dan Kera berjalan-jalan ke tepi sungai besar yang belum pernah mereka jelajahi. Sungai itu tenang, airnya jernih, dan banyak kupu-kupu beterbangan di sekitarnya.

“Hei, lihat itu!” seru Kera sambil menunjuk ke sebuah pulau kecil di tengah sungai. Pulau itu dipenuhi buah-buahan yang ranum dan bunga warna-warni.

“Kelihatannya enak, ya?” ujar Kera sambil mengusap perutnya.

“Kita bisa ke sana pakai rakit kayu,” saran Kancil.

Mereka membuat rakit dari batang pisang dan menyeberangi sungai. Sesampainya di pulau, Kera langsung memetik buah dan makan rakus. Kancil hanya tersenyum, mencicipi satu-dua buah sambil mengamati sekeliling.

Namun, saat matahari mulai condong ke barat, mereka menyadari sesuatu. Pulau itu bergerak!

“Lho… kok tadi nggak di situ pohon besarnya?” kata Kancil heran.

Pulau itu ternyata bukan tanah yang menancap, melainkan rumpun tanah besar yang terapung di atas air. Angin dan arus perlahan membawanya menjauh dari daratan!

“Kita terjebak!” panik Kera. “Kita akan terbawa sampai ke laut!”

Kancil berpikir cepat. Ia membuat tanda dari daun dan ranting, lalu melemparkannya ke sungai. “Semoga ada yang lihat tanda ini,” bisiknya.

Berjam-jam kemudian, Kancil mendengar suara gemericik aneh. Seekor bangau besar datang terbang, membawa seutas tali panjang yang dikirimkan oleh Rusa dan Tupai dari hutan. Mereka melihat tanda Kancil!

Kera menangis lega. Ia menyesal karena terlalu sibuk makan dan lupa memperhatikan sekitar. Dengan bantuan hewan-hewan hutan, pulau ditarik perlahan kembali ke tepi sungai.

Setelah sampai darat, Kera memeluk Kancil. “Maafkan aku. Kau memang cerdik dan selalu tahu cara menyelamatkan kita.”

Kancil tersenyum, “Tak apa, asal kamu mau belajar. Petualangan bisa jadi berbahaya kalau kita tak waspada.”


Pesan moral:
Selalu perhatikan sekelilingmu, dan jangan terlalu sibuk menikmati sesuatu sampai lupa untuk berhati-hati.