🎭 BABAK 9: Budi Utomo Memudar, Gagasan Tetap Membakar

đź•° Latar Waktu:
1913–1920

📍 Lokasi:
Kantor pusat Budi Utomo, rumah Soetomo di Surabaya, dan rapat-rapat organisasi pemuda lainnya.

ADEGAN 1: (Kantor pusat Budi Utomo, tampak sepi)
(Meja-meja tertutup debu. Arsip-arsip menumpuk. Seorang anggota muda, Hardjo, masuk membawa setumpuk surat yang belum terjawab.)

HARDJO (lirih):
Kenapa semua seperti melambat?
Kita pernah punya rapat tiap minggu. Kini, sebulan pun tak ada kabar.

(Seorang tokoh senior, Pak Wiryo, duduk termenung.)

PAK WIRYO:
Zaman berganti, Nak.
Dulu semangat cukup dengan bahasa halus dan tata krama.
Sekarang orang muda ingin suara yang lantang.
Budi Utomo tak lagi cukup.

HARDJO:
Lalu… apa kita berhenti?

PAK WIRYO (tersenyum lemah):
Tidak. Kita membuka jalan. Biarkan generasi baru yang menempuhnya.

ADEGAN 2: (Rumah Soetomo, malam hari)
(Soetomo duduk membaca koran tentang Sarekat Islam dan Indische Partij. Istrinya membawakan teh.)

ISTRINYA:
Budi Utomo tak disebut lagi di koran.
Apa kau kecewa?

SOETOMO:
Tidak.
Yang kita bangun bukan nama… tapi kesadaran.
Kalau dulu kita takut bicara… sekarang semua mulai berani.
Itu cukup untukku.

(Ada ketenangan di wajah Soetomo. Ia menatap keluar jendela, hujan turun.)

ADEGAN 3: (Rapat pemuda di Batavia, 1919)
(Pemuda dari berbagai organisasi — Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon — berkumpul. Salah satu dari mereka berdiri.)

PEMUDA 1:
Kita harus satukan arah. Jangan lagi tercerai.
Kita tak bisa terus ikut jalan lama.
Tapi kita tak akan sampai di sini tanpa mereka yang dulu membuka pintu:
Budi Utomo, Sarekat Dagang Islam, Indische Partij.

PEMUDA 2:
Kita beri penghormatan.
Tapi sekarang… saatnya bersatu,
Bukan sebagai suku, tapi sebagai bangsa!

(Para pemuda berdiri. Mereka menyanyikan lagu perjuangan. Kamera imajiner menyorot potret Soetomo di dinding — agak lusuh, tapi tetap tegas.)

NARATOR (suara latar):
Budi Utomo mungkin meredup…
Tapi ia menyalakan api pertama di ruang gelap sejarah.
Dan dari api itu… lahir bara yang lebih besar.
Yang kelak akan menyulut sumpah pemuda… dan revolusi kemerdekaan.

(Lampu panggung padam. Muncul tulisan di layar:)
“Budi Utomo: Lahir dengan kesunyian, menggaung dalam ingatan.”